Kisah Jenderal Kopassus LB Moerdani Tolak Hadiah Mobil Mewah Sultan Brunei: Terlalu Besar untuk Jalan di Jakarta
Kisah unik dialami Jenderal TNI (Purn) Leonardus Benyamin Moerdani atau LB Moerdani saat menolak dengan halus hadiah mobil mewah dari Sultan Brunei, Hassanal Bolkiah.
Momen itu terjadi menjelang akhir masa jabatan LB Moerdani sebagai Panglima ABRI. Jenderal Kopassus dengan sorot mata tajam dan berwajah dingin ini dikenal sebagai sosok tegas dan berintegritas tinggi.
Dalam sebuah kunjungan resmi ke Brunei Darussalam, LB Moerdani disambut penuh kehormatan oleh Sultan Hassanal Bolkiah.
Sebagai bentuk penghargaan atas jasa LB Moerdani dalam mempererat hubungan Indonesia dan Brunei, Sultan menawarkan sebuah hadiah spesial, yakni berupa mobil mewah.
Namun, tanpa diduga Benny justru menunjukkan ketegasan sikapnya dengan menolak hadiah tersebut dengan alasan etika.
“Siap, Tuanku. Tetapi sebagai Pangab saya tidak boleh menerimanya,” ujar LB Moerdani seperti tertulis dalam buku berjudul 'Belajar Uji Nyali Dari Benny Moerdani', dikutip Rabu (1/1/2025).
Sultan Brunei pun tak habis akal dan menjelaskan bahwa hadiah itu bukan untuk LB Moerdani sebagai Panglima ABRI. Melainkan untuk LB Moerdani secara pribadi. Tapi jawaban Benny tak berubah. Kali ini, dia memberikan alasan yang lebih diplomatis dan mengundang senyum.
“Siap, Tuanku, tetapi mobil itu terlalu besar untuk jalan-jalan di Jakarta,” ujar LB Moerdani memberi alasan.
Sultan Brunai pun kembali mencoba membujuk LB Moerdani dengan menawarkan pilihan mobil sport dari berbagai merek ternama, seperti Ferrari, Lamborghini, hingga Lotus.
Namun lagi-lagi LB Moerdani tetap menolak. Kali ini, alasannya cukup menggelitik.
“Siap, Tuanku, tapi saya tidak mampu menanggung biaya bahan bakarnya,” ujar Benny dengan santai.
Mendengar jawaban LB Moerdani yang ringan namun penuh makna membuat Sultan Hassanal Bolkiah tertawa lepas. Sultan memahami maksud di balik penolakan tersebut, yakni prinsip kuat Benny yang tak ingin menerima hadiah pribadi dalam kapasitasnya sebagai Panglima ABRI.
Kisah ini menjadi bukti nyata keteguhan karakter Benny Moerdani. Meski dihadapkan pada tawaran menggiurkan, dia tetap memegang prinsip yang menjadi landasan pengabdiannya sebagai prajurit negara.