Bank Dunia Ramal Kondisi Ekonomi China, Apa Saja Ancamannya?

Bank Dunia Ramal Kondisi Ekonomi China, Apa Saja Ancamannya?

Terkini | sindonews | Jum'at, 27 Desember 2024 - 10:36
share

Bank Dunia menaikkan perkiraan untuk pertumbuhan ekonomi China, sedikit lebih tinggi sebesar 0,1 poin secara persentase menjadi 4,9 untuk tahun 2024. Hal ini melihat pelonggaran kebijakan China belum lama ini dan penguatan ekspor jangka pendek.

Pertumbuhan riil produk domestik bruto (PDB) China untuk tahun 2025 diproyeksikan sebesar 4,5, angka tersebut lebih tinggi dari perkiraan badan pemberi pinjaman multilateral sebelumnya sebesar 4,1.

"Terlepas dari berbagai tantangan, pertumbuhan ekonomi China tetap kuat di 4,8 dalam tiga kuartal pertama tahun ini," kata Bank Dunia dalam pembaruan terbarunya.

"Tetapi pertumbuhan berjalan moderat sejak kuartal kedua 2024, terbebani oleh permintaan domestik yang lemah dan penurunan yang berkepanjangan di sektor properti," tambah Bank Dunia.

Sementara pada awal tahun ini, pemerintah China menetapkan target pertumbuhan PDB riil di angka 5 untuk tahun 2024. Laporan Bank Dunia mencatat bahwa pemerintah China telah memberikan stimulus kebijakan yang bertujuan menyeimbangkan dukungan jangka pendek untuk permintaan domestik dengan tujuan stabilitas keuangan jangka panjang.

Meskipun langkah-langkah pelonggaran kebijakan baru-baru ini diperkirakan akan memberikan dukungan moderat, "kepercayaan rumah tangga dan bisnis yang lemah, bersama dengan hambatan di sektor properti, akan terus membebani pertumbuhan pada tahun 2025," catatan dalam laporan terbaru.

Awal pekan ini, China menekankan komitmen untuk meningkatkan pengeluaran fiskal dan penerbitan obligasi pemerintah pada tahun 2025 dalam upaya untuk menghidupkan kembali ekonominya yang goyah dengan meningkatkan konsumsi dan mendorong permintaan domestik.

Ekonomi terbesar kedua di dunia itu, diperkirakan akan mengadopsi kebijakan fiskal yang lebih proaktif tahun depan.Selain itu, China baru-baru ini juga memperkenalkan beberapa langkah stimulus untuk menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi, termasuk membantu pemerintah daerah dengan pembayaran utang dan memangkas suku bunga utama.

Namun, paket utang lokal senilai USD1,4 triliun yang diumumkan pada awal November tidak memenuhi ekspektasi untuk stimulus kuat yang bertujuan meningkatkan konsumsi.

"Penting untuk menyeimbangkan dukungan jangka pendek terhadap pertumbuhan dengan reformasi struktural jangka panjang," kata Direktur Bank Dunia untuk China, Mongolia, dan Korea, Mara Warwick.

"Mengatasi tantangan di sektor properti, memperkuat jaring pengaman sosial, dan meningkatkan keuangan pemerintah daerah akan sangat penting untuk membuka pemulihan yang berkelanjutan," paparnya.

Risiko Domestik dan Eksternal

Kendala struktural China untuk mengejar pertumbuhan termasuk di antaranya konsumsi yang rendah, tingkat utang tinggi di antara pengembang properti dan pemerintah daerah, serta populasi yang mulai menua.

Selain itu, ekonomi China juga menghadapi risiko domestik dan eksternal, menurut Bank Dunia. Di dalam negeri, lembaga tersebut memperingatkan bahwa investasi dan pendapatan pemerintah dapat lebih terpengaruh jika terjadi kemerosotan berkelanjutan di sektor properti.

Sisi positifnya, belanja fiskal yang lebih tinggi dari perkiraan dan langkah-langkah kebijakan yang lebih tegas untuk menstabilkan sektor properti dapat mengangkat perkiraan pertumbuhan di atas proyeksi dasar saat ini.

Topik Menarik