Serangan Mendadak Belanda ke Markas Pasukan Minahasa usai Pertemuan Gencatan Senjata
PERUNDINGAN antara Belanda dan pemimpin Minahasa yang sempat dilakukan sekitar September 1808, ternyata tidak berhasil. Informasi adanya penangkapan Tewu dan kelompoknya, yang hadir dalam pertemuan setelah Belanda terdesak oleh serangan dari masyarakat Minahasa.
Di sisi lain, Tewu dan kelompoknya akhirnya memperkuat pertahanan bersama pemimpin Minahasa lainnya. Ia dan kelompoknya lantas bergabung dengan pasukan Minahasa di Minawanua, markas pasukan Minahasa, setelah pertemuan yang meminta Minahasa menyerahkan seluruh senjata dan memulai genjatan senjata.
Benar saja Belanda kembali melancarkan serangan pada 23 Oktober 1808 ke pertahanan Minahasa di Minawanua. Pasukan utama yang diangkut dengan dua buah perahu jenis tongkang, dan tiga buah kora-kora diberangkatkan untuk memulai serbuan, sebagaimana dikisahkan pada "Sejarah Nasional Indonesia IV: Kemunculan Penjajahan di Indonesia".
Pasukan ini mencoba menerobos pertahanan Minahasa di hulu Sungai Temberan. Daerah itu penuh dengan parit-parit dan jebakan-jebakan. Gerakan pasukan Belanda didukung dengan tembakan-tembakan artileri dari Koya. Sedangkan pasukan Minahasa kedatangan pasukan Belanda dengan tembakan meriam.
Sejumlah pasukan yang ditempatkan di atas perahu menyerbu pasukan Belanda yang berada di tongkang dan kora-kora. Usaha untuk menahan kedatangan perahu-perahu Belanda berhasil, sehingga pasukan Belanda untuk sementara waktu tidak dapat meneruskan perjalanan mereka.
Setelah konsolidasi dan pengerahan pasukan Belanda dilakukan, pasukan Minahasa tidak dapat menahan lebih lama lagi gerak maju musuhnya. Pertahanan Minahasa di hulu Sungai Temberan jatuh ke tangan pasukan Belanda. Dengan begitu, jalan masuk ke perkampungan telah terbuka.
Pasukan Belanda terus menerobos masuk dan membakar permukiman yang dijumpai. Sekitar 48 rumah musnah ditelan amukan api. Perlawanan yang dilancarkan oleh pasukan Minahasa dapat diatasi oleh pasukan Belanda. Apalagi pada keesokan harinya, serbuan Belanda didukung penuh oleh hujanan tembakan artileri.