Ketika Adegan Kelahiran Bayi Yesus Dibungkus Keffiyeh Palestina Bikin Kesal Pendukung Israel

Ketika Adegan Kelahiran Bayi Yesus Dibungkus Keffiyeh Palestina Bikin Kesal Pendukung Israel

Global | sindonews | Sabtu, 14 Desember 2024 - 09:10
share

Sebuah adegan kelahiran bayi Yesus dibungkus dengan keffiyeh Palestina muncul dalam pameran di Vatikan. Namun adegan itu telah disingkirkan setelah menuai reaksi keras dari kelompok pro-Israel.

Pemimpin Vatikan Paus Fransiskus meresmikan pertunjukan tersebut Sabtu lalu sebagai bagian dari pameran tahunan di Paul VI Hall, yang dirancang oleh seniman asal Bethlehem Johny Andonia dan Faten Nastas Mitwasi dari Universitas Dar al-Kalima.

Adegan tersebut menampilkan ukiran kayu zaitun yang menggambarkan Keluarga Kudus dan Bintang Betlehem yang ditulis dalam bahasa Latin dan Arab dengan pesan: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi, dan damai di bumi, dan niat baik bagi semua orang."

Penggunaan keffiyeh—simbol identitas dan perlawanan Palestina terhadap pendudukan Israel—menuai kritik tajam, dengan beberapa pihak menuduh tampilan tersebut sebagai "aksi politik yang menghujat".

Faten Nastas Mitwasi, salah satu seniman di balik proyek tersebut, mengatakan penambahan keffiyeh merupakan "hadiah dari Palestina untuk Vatikan" dan membantah kritik yang mencap syal tradisional tersebut sebagai simbol keagamaan.

Dia mengatakan kepada The New Arab: "Karya instalasi ini mencerminkan berbagai identitas orang Palestina, baik Kristen maupun Muslim, dengan menyajikan cerita lokal yang terjadi di Betlehem 2000 tahun yang lalu, menggunakan bahan-bahan lokal dan simbol-simbol nasional.”

"Keffiyeh bukanlah simbol kekerasan. Itu adalah bagian dari warisan budaya kita. Saya merasa bahwa mereka yang melihatnya sebagai simbol kekerasan perlu mempelajari lebih lanjut tentang sejarah dan budaya Palestina,” ujarnya, yang dilansir Sabtu (14/12/2024).

"Sebagai seorang Kristen Palestina, saya seharusnya memiliki kebebasan untuk membuat adegan kelahiran Yesus dan menggunakan simbol Palestina apa pun yang saya rasa cocok,” lanjut dia.

Warga Palestina menyambut hangat gerakan tersebut dari kedudukan Gereja Katolik, termasuk warga Kristen Palestina.

Media Kristen melaporkan bahwa Vatikan telah menyingkirkan adegan kelahiran Yesus awal minggu ini, tetapi belum ada penjelasan resmi yang diberikan.

Pencantumannya dalam adegan kelahiran Yesus memiliki makna yang mendalam, mengingat pentingnya Betlehem sebagai tempat kelahiran Yesus dan lokasinya di Tepi Barat yang diduduki Israel.

Setelah penyingkapan, Misa untuk Perdamaian dan Gencatan Senjata di Palestina diadakan di Kapel Angeli, yang dipimpin oleh Ibrahim Faltas, Wakil Penjaga Tanah Suci.

Acara tersebut juga menjadi kesempatan bagi Paus Fransiskus untuk menegaskan kembali seruannya untuk mengakhiri kekerasan di Gaza.

“Adegan kelahiran Yesus ini mengingatkan kita kepada mereka yang, di tanah tempat Putra Tuhan dilahirkan, terus menderita karena tragedi perang,” katanya.

Paus merenungkan simbolisme adegan kelahiran Yesus dari Betlehem, menekankan pesan universal tentang harapan dan cinta.

Ramzi Khouri, anggota senior komite eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), mengeluarkan pernyataan yang menyampaikan rasa terima kasih Presiden Palestina Mahmoud Abbas atas dukungan berkelanjutan Paus.

Khouri memuji upaya Vatikan untuk mempromosikan keadilan dan mengakhiri perang di Gaza.

“Dukungan Paus yang tak tergoyahkan untuk perjuangan Palestina dan upayanya yang tak kenal lelah untuk mengakhiri perang di Gaza bergema dalam di hati rakyat kita,” kata Khouri dalam pesannya.

Sikap tegas pimpinan Gereja Katolik mengenai Gaza telah menuai kritik dari tokoh-tokoh pro-Israel, terutama setelah ia menyerukan penyelidikan mengenai apakah tindakan Israel di Gaza merupakan genosida.

Topik Menarik