Cara Rusia Mengeluarkan Bashar Al Assad dari Suriah tanpa Ketahuan Musuh

Cara Rusia Mengeluarkan Bashar Al Assad dari Suriah tanpa Ketahuan Musuh

Global | sindonews | Jum'at, 13 Desember 2024 - 15:45
share

Rusia rupanya memiliki cara tersendiri untuk mengamankan mantan Presiden Suriah Bashar Al Assad ke Moskow. Cara ini berkaitan dengan strategi yang dijalankan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Dilansir dari Reuters, pemberontak Suriah merebut ibu kota Damaskus tanpa perlawanan pada Minggu setelah serangan kilat yang menyebabkan Presiden Bashar al-Assad melarikan diri ke Rusia setelah perang saudara selama 13 tahun dan enam dekade pemerintahan otokratis keluarganya.

Jatuhnya pemerintahan Assad telah menghancurkan benteng tempat Iran dan Rusia menjalankan pengaruhnya di seluruh dunia Arab.

Penggulingannya yang tiba-tiba, di tangan pemberontakan yang sebagian didukung Amerika Serikat (AS) dan Turki, membatasi kemampuan Iran menyebarkan senjata kepada sekutu-sekutunya dan dapat mengakibatkan Rusia kehilangan pangkalan angkatan lautnya di Mediterania.

Hal itu dapat memungkinkan jutaan pengungsi yang tersebar selama lebih dari satu dekade di kamp-kamp di seluruh Turki, Lebanon, dan Yordania untuk akhirnya kembali ke rumah.

Bagi warga Suriah, peristiwa ini membawa akhir yang tiba-tiba dan tak terduga bagi perang yang telah berlangsung bertahun-tahun, dengan ratusan ribu orang tewas, kota-kota hancur menjadi debu, dan ekonomi terpuruk akibat sanksi global.

Cara Rusia Mengeluarkan Bashar Al Assad

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov telah mengonfirmasi Presiden Suriah Bashar al-Assad yang digulingkan, telah diberi suaka di Rusia saat melarikan diri dari serangan kilat pasukan oposisi, dan menyatakan keputusan itu dibuat secara pribadi oleh Presiden Vladimir Putin.

"Tentu saja, keputusan semacam itu tidak dapat dibuat tanpa persetujuan kepala negara. Itu adalah keputusannya (Putin)," ujar Peskov kepada wartawan di Moskow.

"Pihak berwenang Rusia telah memberikan suaka politik," papar Yulia Shapovalova dari Al Jazeera, yang melaporkan dari Moskow.

Dia menjelaskan, "Kami melihat laporan dari pihak kami bahwa Rusia tidak menelantarkan presiden Suriah yang mengundurkan diri dalam situasi yang sulit seperti ini. Al-Assad diduga dievakuasi oleh pesawat Rusia dari pangkalan udara Rusia di Latakia."

Shapovalova mengatakan masih harus dilihat bagaimana keputusan untuk memberikan suaka kepada mantan pemimpin itu akan memengaruhi Rusia dan asetnya di Suriah.

Suriah merupakan sekutu penting Soviet di Timur Tengah sejak awal 1970-an. Soviet datang untuk mendukung ayah Bashar al-Assad, Hafez al-Assad, dan pada dasarnya tetap bersama Suriah bahkan hingga berakhirnya Perang Dingin.

Ini bukan kali pertama Putin menyelamatkan rezim Assad, di mana sebelumnya Presiden Rusia itu sempat menyelamatkan Bashar pada tahun 2015.

Pada saat itu Rusia yang membawa Wagner Group datang dan mendukung Assad. Sayangnya kondisi Moskow yang tidak memungkinkan karena tengah dihadapkan dengan perang di Ukraina membuat mereka mengabaikan Suriah.

Meski begitu, Putin tetap berusaha melindungi sekutunya supaya tetap selamat. Jika Rusia diusir dari Suriah, maka itu akan menjadi akhir dari ambisi Putin.

Topik Menarik