Soroti Biaya Tinggi Pilkada, Bahlil: Kalau Dipertahankan, Mau Jadi Apa Demokrasi Kita?

Soroti Biaya Tinggi Pilkada, Bahlil: Kalau Dipertahankan, Mau Jadi Apa Demokrasi Kita?

Nasional | sindonews | Jum'at, 13 Desember 2024 - 07:42
share

Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadahalia menyoroti pelaksanaan Pilkada 2024 di Indonesia. Menurutnya, pemilihan kepala daerah memakan biaya yang tinggi.

Bahlil menyebut tak hanya Partai Golkar yang merasakan hal ini. Menurutnya, biaya tinggi Pilkada bukan hanya dirasakan bagi pihak yang kalah, tapi juga pihak yang menang.

"Pemilukada baru selesai, banyak kenangan, cerita, dan tulisan dari lubuk hati maupun dari lubuk-lubuk yang lain. Hampir suaranya semuanya sama, kok pilkada cost-nya tinggi ya," kata Bahlil Lahadalia dalam puncak perayaan HUT ke-60 Partai Golkar di Sentul International Convention Centre (SICC), Kamis (12/12/2024).

Selain tingginya biaya yang dikeluarkan, Bahlil juga menyinggung pihak-pihak yang kalah dalam Pilkada justru saling menyalahkan satu dengan yang lain. Ada juga pihak-pihak yang merasa bersih dan kotor.

"Setelah Pilkada sekarang mulai kita mengatakan saling menyalahkan antara satu dengan yang lain, ada yang merasa bersih dan yang lain kotor. Ada merasa membawa institusi A ikut intervensi," katanya.

Bahlil menyayangkan sikap-sikap tak legowo dari pihak-pihak yang kalah. Padahal, menurutnya, seluruh warga negara merupakan anak bangsa. Ia lantas menyinggung bahwa semua partai yang memegang kekuasaan mengetahui persis ilmu-ilmu perpolitikan.

"Golkar berpandangan tidak untuk kita saling menyalahkan antara satu dengan yang lain. Kalau itu salah, salah kita semua dan kalau itu benar adalah benar kita semua," katanya.

"Hampir sebagian partai politik yang besar pernah mengalami kekuasaan, terutama Golkar. Partai yang lain juga pernah mengalami kekuasaan dan ilmunya ini sebenarnya sama-sama tahu, ini sama-sama tahu, cuma ada yang pergi, ada yang baru," katanya.

Melihat hal ini Bahlil lantas menyinggung semangat Reformasi yang telah diperjuangkan pada masa Orde Baru. Ia meminta masyarakat mempertanyakan apakah sistem politik yang ada benar-benar apa yang diharapkan saat Reformasi.

"Dalam pandangan saya sebagai mantan aktivis yang ikut mempolopori Reformasi, pertanyaan yang muncul, yang menggelitik di hati saya, apakah demokrasi seperti ini yang kita inginkan? Saya mau tanya apa apakah demokrasi seperti ini yang kita inginkan? Kalau ini yang kita pertahankan, mau jadi apa demokrasi ini?" tanya dia.

Bahlil lantas mengungkap Partai Golkar telah memulai kajian terkait penyelenggaraan Pilkada. Menurutnya, Indonesia ke depan harus mempunyai formulasi yang tepat dalam pelaksaan Pemilu.

"Partai Golkar telah berpikir bahwa ke depan harus ada satu formulasi yang tepat. Harus ada formulasi yang tepat untuk kita merumuskan sistem politik kita yang benar-benar baik untuk rakyat dan baik untuk negara, untuk mewujudkan cita-cita proklamasi kita," katanya.

Topik Menarik