Profil Bashar Al Assad, Presiden Suriah yang Digulingkan Pemberontak setelah 24 Tahun Berkuasa
Belum ada kabar tentang keberadaan Presiden Suriah Bashar Al Assad. Pihak oposisi Suriah bahwa ia telah meninggalkan negara tersebut.
Kantor berita Reuters, mengutip keterangan dari perwira senior angkatan darat, melaporkan pada dini hari tadi bahwa al-Assad telah menaiki pesawat dan pergi ke tempat yang tidak diketahui.
Kini, penerbangan terakhir yang lepas landas dari Damaskus sebelum pemberontak Suriah merebut ibu kota adalah pesawat Ilyushin76 dengan nomor penerbangan Syrian Air 9218. Sinyal penerbangan itu menghilang tak lama setelah lepas landas – di atas kota Homs yang dikuasai pemberontak, menurut pelacak penerbangan sumber terbuka.
Profil Bashar Al Assad, Presiden Suriah yang Digulingkan Pemberontak setelah 24 Tahun Berkuasa
1. Berkuasa sejak 2000
Melansir Al Jazeera, Bashar al-Assad, 59 tahun, mengambil alih kekuasaan pada tahun 2000 setelah ayahnya, Hafez al-Assad, meninggal dunia, yang memerintah negara tersebut sejak tahun 1971.Lahir di Damaskus, al-Assad lulus dari sekolah kedokteran di ibu kota dan belajar di London untuk mengambil spesialisasi di bidang oftalmologi, tetapi kembali ke Suriah setelah kematian saudaranya.
Bassel al-Assad, sang kakak, secara luas diharapkan akan menggantikan ayah mereka sebagai pemimpin negara, tetapi meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil, menjadikan Bashar sebagai pewaris tahta.
2. Selamat dari Arab Spring
Masa kekuasaannya diwarnai oleh perang yang meletus pada tahun 2011, ketika warga Suriah yang menuntut demokrasi turun ke jalan tetapi ditanggapi dengan kekerasan yang mematikan.Presiden yang melarikan diri itu telah dituduh melakukan berbagai pelanggaran hak asasi manusia, termasuk penggunaan senjata kimia di Suriah selama perang, penindasan terhadap suku Kurdi, dan penghilangan paksa.
3. Keluarga Assad Berkuasa Lebih dari 50 Tahun
Melansir Al Jazeera, Bashar al-Assad mewarisi kekuasaan dari ayahnya yang merupakan seorang pemimpin militer, Hafez al-Assad, yang memerintah Suriah dari tahun 1971 hingga kematiannya pada bulan Juni 2000.Pada bulan Juli 2000, mantan mahasiswa kedokteran tersebut menjadi presiden sekaligus pemimpin Partai Ba'ath dan panglima tertinggi militer.
Sebelas tahun kemudian, ketika warga Suriah turun ke jalan menuntut demokrasi, al-Assad menanggapinya dengan tindakan keras. Ketika semakin banyak warga Suriah yang bergabung dalam protes, pemimpin yang sering menyebut lawan-lawannya sebagai "teroris" itu semakin gencar melakukan tindakan keras, yang akhirnya menyebabkan perang saudara.
4. Menjerumuskan Suriah dalam Perang Berdarah
Pada tahun-tahun berikutnya, ratusan ribu warga Suriah terbunuh dan al-Assad dituduh menggunakan senjata kimia terhadap warga sipil.Di bawah bayang-bayang perang, ia mengadakan pemilihan umum di wilayah yang dikuasai pemerintah yang oleh banyak orang dianggap tidak demokratis.
Meskipun tidak pernah memenangkan perang, al-Assad pernah mempertahankan kekuasaan dengan dukungan para pengikutnya, termasuk partai politik minoritas Alawite.