140 Perusahaan China Masuk Daftar Hitam AS, Perang Dagang Chip Memanas
Kementerian Perdagangan China bersumpah bakal mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingannya setelah AS (Amerika Serikat) memberlakukan pengawasan ekspor yang bertujuan melumpuhkan industri semikonduktor China .
Departemen Perdagangan AS pada awal pekan kemarin, mengumumkan bakal melarang ekspor 24 jenis peralatan manufaktur chip, tiga program perangkat lunak, dan memori bandwidth tinggi ke China.
Selain itu 140 perusahaan China termasuk pembuat alat, perakit chip, dan perusahaan investasi ditambahkan ke daftar hitam kemendag AS atas peran mereka dalam mengembangkan industri semikonduktor domestik China.
Departemen Perdagangan mengklaim bahwa semikonduktor China "dapat digunakan dalam sistem senjata canggih generasi berikutnya dan dalam kecerdasan buatan," yang "menimbulkan risiko besar bagi keamanan nasional AS."
"Ini adalah tindakan khas pemaksaan ekonomi dan praktik non-pasar," kata juru bicara kementerian China sebagai respons.
"AS mengatakan satu hal dan dapat melakukan hal lain... menyalahgunakan langkah-langkah pengawasan ekspor, dan menerapkan intimidasi sepihak. China dengan tegas menentang ini," sambungnya.
Juru bicara kementerian China mengamati bahwa "industri semikonduktor sangat mengglobal," dan mengatakan bahwa tindakan sepihak seperti yang diambil oleh AS menghambat perdagangan bebas dan terbuka antara negara lain.
"China akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk dengan tegas melindungi hak dan kepentingannya yang sah," ungkapnya menyimpulkan.
Industri semikonduktor China telah menjadi sasaran oleh pemerintahan AS secara berturut-turut, ketika Donald Trump melarang ekspor peralatan pembuatan chip tertentu ke Semiconductor Manufacturing International Corp (SMIC), produsen chip top asal China, selama masa jabatan pertamanya.
Selanjutnya Presiden Joe Biden memberlakukan dua putaran pengawasan ekspor lebih lanjut, sambil mengalokasikan puluhan miliar dolar untuk meningkatkan produksi semikonduktor di AS.
Gedung Putih juga telah membuka pembicaraan dengan Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan yang bertujuan untuk meresmikan apa yang disebut sebagai 'Aliansi Chip 4', yang dilihat Beijing sebagai upaya Washington untuk "mendominasi produksi semikonduktor global dan rantai pasokan."
Terlepas dari kampanye tekanan ini, SMIC berhasil dua tahun lalu dalam mengerjakan chip dengan standar Barat tertinggi. Terobosan ini datang meskipun pembuat alat Belanda dan Jepang dilarang oleh Washington untuk memasok SMIC dengan alat paling canggih mereka.