Kisah Masa Kecil Kelam Gervonta Davis, Penuh Keputusasaan Sebelum Menemukan Tinju

Kisah Masa Kecil Kelam Gervonta Davis, Penuh Keputusasaan Sebelum Menemukan Tinju

Olahraga | sindonews | Kamis, 5 Desember 2024 - 12:28
share

Kisah masa kecil kelam Gervonta Davis akan dibahas di artikel ini. Petinju berjuluk ‘Tank’ ini telah membangun reputasinya dengan baik selama beberapa tahun terakhir.

Terlepas dari hasil yang didapatnya sekarang, perjuangan Davis untuk sampai ke titik ini tidak mudah. Sejak kecil, ia sudah banyak merasakan kenyataan pahit yang mungkin seharusnya tidak dilalui anak-anak seusianya kala itu.

Namun, Davis berhasil melewati itu semua dan terbayarkan oleh statusnya sekarang sebagai petinju hebat. Saat ini, ‘Tank’ sudah menjalani 30 pertarungan dan sama sekali belum pernah kalah di level profesional.

Kisah Masa Kecil Kelam Gervonta Davis

Gervonta Davis lahir di Baltimore, Maryland, 7 November 1994 dari orang tua bernama Garrin Davis dan Kenya Brown. Tempat kelahirannya itu sering dijuluki "Kota Pesona", tetapi menyimpan banyak kemiskinan dan kejahatan ekstrem.

Sejak kecil, Davis dibesarkan di lingkungan kumuh Sandtown-Winchester, sebuah kawasan yang dikelilingi kekerasan dan keterbatasan. Selain itu, ia juga dihadapkan pada masalah lain seperti kekurangan kasih sayang dari keluarga.

Mengutip EssentiallySports, Davis dibesarkan oleh seorang ibu tunggal. Dalam masa-masa ini, ia sering menemukan dirinya dalam situasi yang mengharuskannya berjuang sendiri.

Selain ketiadaan figur ayah, ibunya pun tidak bisa hanya berfokus pada Davis. Ia membagi tanggung jawab untuk mengasuh saudara-saudaranya dan tentunya mencari nafkah.

Jika itu belum cukup, Davis untuk waktu yang lama juga menghadapi fakta penyalahgunaan zat terlarang yang menimpa ibunya. Kabarnya, ia bahkan sempat menghabiskan sebagian masa kecilnya di beberapa panti asuhan.

Artikel tahun 2019 yang dimuat Los Angeles Times mengutip pernyataan Gervonta Davis saat menjelaskan kondisinya dulu. Ia menyebut ibu tunggalnya telah dihadapkan pada masalah narkoba dan harus berpisah.

“ …ibu saya menggunakan narkoba..Butuh waktu sekitar tiga tahun bagi nenek saya untuk menerima kami kembali karena kami pindah ke panti asuhan yang berbeda, ke keluarga asuh, ke panti asuhan kelompok. Rasanya seperti kami juga dikurung, satu-satunya waktu kami dapat melihat keluarga kami adalah sekitar 30 menit di ruangan kecil ini. ”

Jalan terjal yang sudah dilalui sejak kecil itu berpengaruh terhadap pembentukan diri Davis. Menjadi orang yang keras, di usia 8 tahun, ia sudah sering berkelahi dengan anak-anak tetangga.

Keadaan mulai berubah saat pamannya, James Walker, mengamati salah satu perkelahian Davis. Di sini, ia berkata kepada keponakannya, “Kita harus mengubah sesuatu yang negatif menjadi positif.”

Setelah itu, pamannya memberikan bantuan dana untuk membelikan peralatan tinju. Kemudian, ia membawa Davis ke pusat kebugaran yang dikelola oleh pelatih Calvin Ford.

Di sini, Davis seakan menemukan sosok pembimbing yang dulu tidak didapatnya saat bersama keluarga. Padahal, Ford sendiri adalah mantan penjahat yang mengubah dirinya melalui tinju.

“Meskipun saya berkelahi di sasana itu, saya merasa mendapatkan kasih sayang yang tidak saya dapatkan di rumah,” kata Davis.

Singkatnya, tinju memberi Davis rasa disiplin dan tujuan hidup. Bukan hanya menjadi pelarian dari kenyataan pahit, ia melihat secercah harapan untuk masa depan yang lebih baik.

Bakat luar biasa Gervonta Davis membuatnya cepat naik pangkat di tingkat amatir. Ia lalu memutuskan untuk menjadi petinju profesional di usia 18 tahun alih-alih menunggu tiga tahun lagi untuk Olimpiade 2016.

Topik Menarik