Teror Tarif Trump 100 Ancam BRICS, Siap-siap Perang Dagang Jilid 2

Teror Tarif Trump 100 Ancam BRICS, Siap-siap Perang Dagang Jilid 2

Terkini | sindonews | Senin, 2 Desember 2024 - 08:30
share

Presiden terpilih AS Donald Trump mengancam pembalasan jika negara-negara BRICS menciptakan mata uang baru untuk menyaingi dolar AS. Menulis di platform Truth Social, Trump mengancam akan menaikkan tarif 100 jika mereka mendukung mata uang lain untuk menggantikan dolar AS.

"Kami membutuhkan komitmen dari negara-negara ini bahwa mereka tidak akan menciptakan mata uang Brics baru atau mendukung mata uang lain untuk menggantikan dolar AS yang perkasa atau mereka akan menghadapi tarif 100 dan harus bersiap-siap untuk mengucapkan selamat tinggal pada ekonomi AS yang luar biasa," kata Trump, dikutip dari The Guardian, Senin (2/12/2024).

"Mereka bisa mencari pengisap lain. Tidak ada peluang bagi Brics untuk menggantikan dolar AS dalam perdagangan internasional, dan negara manapun yang mencoba harus mengucapkan selamat tinggal kepada Amerika," tambahnya.

Peringatan ini muncul kurang dari seminggu setelah Trump menyatakan bahwa ia akan memberlakukan tarif kepada Kanada, Meksiko dan China begitu ia dilantik sebagai presiden.

Aliansi BRICS pada awalnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan, dan telah bergabung negara Mesir, Uni Emirat Arab, Ethiopia dan Iran.

Beberapa anggota Brics telah menunjukkan ketertarikan untuk mencampakkan dolar AS dalam perekonomian dunia. Pada bulan Oktober, Vladimir Putin menyerukan sebuah sistem pembayaran internasional alternatif yang dapat mencegah AS menggunakan dolar sebagai senjata politik. Namun, pihak-pihak lain khawatir akan konsekuensi dari pemutusan hubungan dengan AS dan negara-negara barat lainnya dengan melepaskan diri dari dolar, yang menopang keuangan dunia.

Tarif 100 di perbatasan AS, jika diterapkan, akan menaikkan harga barang dari anggota Brics secara tajam, mendorong inflasi AS dan mengacaukan arus perdagangan global hingga memicu perang dagang baru. Managing partner di SPI Asset Management, Stephen Innes mengatakan bahwa Trump telah memberikan tantangan yang sangat keras berupa tarif 100.

"Kemenangan Trump dalam pemilihan umum baru-baru ini sangat diperkuat oleh janjinya untuk memberlakukan tarif yang keras terhadap impor asing ke AS, dengan mengadvokasi tarif agresif sebesar 60 untuk barang-barang China," katanya.

"Pendekatan garis keras dalam perdagangan ini mencerminkan kebijakan ekonomi 'America First' Trump yang lebih luas, yang bertujuan untuk mengkalibrasi ulang dinamika perdagangan global dan memperkuat kedaulatan ekonomi AS. Sementara dunia menyaksikan, potensi pergolakan perdagangan global membayangi, menyiapkan panggung untuk awal yang penuh perdebatan bagi pemerintahan Trump.”

Topik Menarik