ByteDance Gugat Mantan Karyawan Magang Rp16,5 Miliar karena Merusak Proyek AI

ByteDance Gugat Mantan Karyawan Magang Rp16,5 Miliar karena Merusak Proyek AI

Terkini | sindonews | Sabtu, 30 November 2024 - 21:51
share

Perusahaan induk TikTok ByteDance menggugat mantan karyawan magangnya sebesar USD1,1 juta (sekitar Rp16,5 miliar) karena dituduh merusak proyek pelatihan kecerdasan buatan (AI).

Gugatan tersebut, yang diajukan di pengadilan distrik Beijing, dilaporkan berpusat pada klaim bahwa Tian Keyu, mantan karyawan magang tersebut, dengan sengaja merusak kode untuk tugas pelatihan model AI perusahaan.

ByteDance merujuk kasus tersebut dalam pemberitahuan disiplin internal bulan ini, The South China Morning Post melaporkan pada hari Kamis kemarin.

Beberapa media China melaporkan minggu ini bahwa ByteDance menuntut 8 juta yuan, sekitar USD1,1 juta (sekitar Rp16,5 miliar), dan permintaan maaf publik.

Bulan lalu, ByteDance mengatakan kepada BBC dalam sebuah pernyataan bahwa mereka memecat Tian pada bulan Agustus dan bahwa dia adalah seorang karyawan magang di tim teknologi tetapi tidak bekerja di lab AI-nya. Perusahaan menambahkan bahwa profil media sosialnya berisi ketidakakuratan. Profil LinkedIn Tian menyatakan bahwa dia telah menjadi karyawan magang penelitian di tim VC dan lab AI ByteDance sejak 2021.

Raksasa teknologi itu juga mengatakan dalam pernyataannya bulan lalu bahwa laporan tentang mantan karyawan magang yang menyebabkan kerusakan pada sekitar 8.000 chip spesialis, yang disebut GPU, dan mengakibatkan kerugian jutaan dolar terlalu dibesar-besarkan.

ByteDance mengoperasikan chatbot paling populer di China, Doubao, yang mirip dengan ChatGPT milik OpenAI.

TikTok menghadapi larangan AS

Di AS, ByteDance menghadapi tenggat waktu 19 Januari untuk melepaskan saham TikTok-nya kepada pembeli yang disetujui atau ditutup setelah Kongres mengesahkan undang-undang pada bulan April.

Pemerintah AS mengklaim itu adalah ancaman keamanan nasional dan para pejabat khawatir tentang pengaruhnya yang semakin besar di negara itu. Beberapa pejabat pemerintah khawatir ByteDance dapat menyerahkan data sensitif tentang pengguna AS-nya kepada Partai Komunis China.

Namun, Donald Trump mengatakan akan mencoba menyelamatkan aplikasi tersebut setelahmenjabat.

Topik Menarik