Kepala Gereja Rusia: Umat Kristen Tak Takut Kiamat, Kami Menantikan Yesus

Kepala Gereja Rusia: Umat Kristen Tak Takut Kiamat, Kami Menantikan Yesus

Global | sindonews | Jum'at, 29 November 2024 - 11:37
share

Kepala Gereja Ortodoks Rusia Patriark Kirill mengatakan bahwa ketakutan akan kiamat dan spekulasi tentang perang nuklir tidak baik bagi umat Kristen yang beriman dari sudut pandang spiritual.

Dia menyampaikan pernyataan tersebut dalam sesi Dewan Rakyat Rusia Sedunia di Moskow pada hari Kamis.

“Tidak perlu ikut-ikutan dengan semua ini," katanya.

"Umat Kristen tidak takut dengan apa yang disebut kiamat,” lanjut Patriark Kirill.

"Kami menantikan Yesus, yang akan datang dengan kemuliaan besar, menghancurkan kejahatan, dan menghakimi semua bangsa," paparnya, yang dilansir dari Russia Today, Jumat (29/11/2024).

Namun, kata Kirill, ini tidak berarti bahwa orang-orang harus berdiam diri karena musuh umat manusia berusaha menebar kebingungan dan kecemasan, merampas keberanian dan kemauan setiap orang.

"Seseorang yang kehilangan kedamaian spiritual lebih mudah dimanipulasi," ujarnya.

Dia lantas membela Rusia dalam perangnya melawan Ukraina. "Tujuan Rusia adalah untuk melawan kejahatan," kata Kirill, menyerukan kepada sesama warga negaranya untuk mempertahankan cita-cita moral yang tinggi.

Kekhawatiran publik dunia internasional tentang potensi eskalasi konflik Ukraina menjadi perang nuklir telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir.

Moskow secara konsisten menuduh negara-negara Barat melakukan eskalasi dengan memasok senjata kepada Kyiv, dengan yang terbaru adalah rudal jarak jauh Amerika Serikat dan Inggris yang digunakan untuk menyerang jauh ke wilayah Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan serangan tersebut telah membuat konflik Ukraina menjadi "konflik karakter global", karena Kyiv tidak dapat melakukannya tanpa bantuan langsung dari negara-negara NATO.

Putin telah meneken doktrin nuklir baru Rusia menjadi undang-undang pada pekan lalu.

Dengan doktrin baru itu, Rusia sekarang memungkinkan respons nuklir terhadap serangan senjata konvensional oleh negara non-nuklir yang didukung oleh negara-negara pemilik senjata nuklir.

Rusia juga telah melakukan serangan terhadap Ukraina menggunakan rudal balistik jarak menengah (IRBM) hipersonik Oreshnik yang baru, dengan mengatakan bahwa serangan itu merupakan respons terhadap serangan lintas batas Kyiv yang menggunakan sistem ATACMS dan HIMARS buatan AS, serta rudal Storm Shadow buatan Inggris.

Moskow telah mengecam ketegangan dengan Barat atas Ukraina sebagai perang proksi yang dipimpin AS terhadap Rusia, di mana Washington berusaha untuk memaksakan kekalahan strategis terhadap Moskow.

Topik Menarik