3 Alasan Iron Dome Israel Gagal Bendung Serangan Rudal Iran
Iran telah menyerang Israel dengan lebih dari 180 rudal dalam Operasi Janji Sejati II pada Selasa malam lalu. Sistem pertahanan Iron Dome kembali jadi sorotan media internasional karena tak berdaya membendung serangan tersebut.
Serangan Iran menargetkan beberapa pangkalan udara, termasuk situs jet tempur siluman F-35, markas intelijen militer, dan markas badan intelijen Mossad.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) akui pangkalan militernya dihantam rudal Iran, tanpa mengungkap nama pangkalan tersebut dan tingkat kerusakannya.
Sekitar 100 rumah di kota Hod Hasharon, rusak akibat gempuran misil-misil Teheran. Kerusakan area kota itu bahkan mengingatkan pada pemandangan serupa di Gaza yang dibombardir Israel.
3 Alasan Iron Dome Israel Gagal Bendung Serangan Rudal Iran
1. Bukan Lawan Sebanding
Iron Dome adalah sistem rudal jarak pendek. Ia bagian dari seluruh lapisan pertahanan rudal dan garis pertahanan terakhir Israel.
Sistem ini dapat menerbangkan misil pencegat hingga ketinggian 10 km dan memiliki jangkauan sekitar 70 km. Ia tidak cocok secara optimal untuk menangkal rudal balistik Iran, terutama rudal Shahab-3 yang memiliki jangkauan hingga 2.000 km. Sistem Iron Dome lebih cocok untuk menghadapi roket jarak pendek seperti yang ditembakkan Hamas dan Hizbullah.
Idealnya, sistem pertahanan Israel yang menjadi lawan sebanding dengan rudal jarak jauh Iran adalah sistem David's Sling, Arrow-2, Arrow-3. Namun, faktanya ketiganya juga kebobolan oleh misil-misil Iran.
2. Kewalahan oleh Serangan Masif
Sistem Iron Dome kewalahan menghadapi gempuran rudal secara masif, terlebih jika jumlahnya ratusan.
Sistem ini hanya mampu mengatasi serangan terarah dengan jumlah roket lebih sedikit. Senjata pertahanan ini juga hanya memilih target prioritas yang mengancam area berpenduduk dan infratruktur penting.
Faktanya Pangkalan Udara Nevatim yang jadi rumah bagi jet-jet tempur F-35 terkena serangan rudal Iran, membuktikan kegagalan dari sistem Iron Dome dan sistem pertahanan Israel lainnya yang diklaim canggih.
3. Kalah Cepat dari Rudal Musuh
Bintang Porno Jepang yang Pasang Tarif Rp306 Juta untuk Seks Ditangkap dalam Operasi Hong Kong
Menurut laporan BBC , serangan ratusan rudal Iran ke Israel, khususnya Tel Aviv dan Yerusalem, berlangsung sekitar 15 menit.
Sistem Iron Dome dirancang untuk mencegat rudal atau roket musuh dalam 10 hingga 30 detik.
Iran mengeklaim rudal-rudal yang ditembakan sebagian adalah rudal hipersonik (berkecapatan minimal Mach 5 atau 1.500 meter per detik). Namun, militer Israel tak percaya jika rudal-rudal Iran yang menyerang Selasa malam lalu merupakan hipersonik.
Terlepas dari benar tidaknya klaim Iran, faktanya Iron Dome gagal merespons dengan cepat misil-misil Teheran tersebut, yang artinya kalah cepat.
Larry Johnson, mantan analis Badan Intelijen Pusat (CIA) Amerika Serikat (AS), mengatakan sistem pertahanan rudal berlapis Israel termasuk Iron Dome terbukti gagal membendung serangan rudal Iran.
Namun, kata Johnson, rezim Zionis menyensor berita tentang kegagalan tersebut agar tidak dilihat komunitas internasional.
Saya telah melihat videonya dan Anda dapat melihat rudal terus menghujani dan mengenai sasaran. Israel memberlakukan pemblokiran berita, kata Johnson.
Serangan ratusan rudal Teheran tidak memakan korban jiwa di antara warga Israel. Johnson menilai Iran memang tidak menginginkan hal semacam itu.
Mereka (Israel) tidak ingin informasi tentang apa yang terjadi tersebar luas. Namun Iran memastikan bahwa Iran tidak akan menyerang dan berisiko menewaskan ratusan atau ribuan warga sipil Israel," paparnya.
Mereka tidak akan bertindak seperti orang Israel, lanjut analis tersebut.
Mereka benar-benar menganggap diri mereka, jika boleh saya katakan, lebih manusiawi, lebih terhormat, dan berdasarkan tindakan mereka, saya pikir mereka dapat membuktikannya," imbuh dia, seperti dikutip dari Sputnik , Jumat (4/10/2024).