Kelas Menengah Mode Survival, Alarm Bagi Ekonomi Indonesia

Kelas Menengah Mode Survival, Alarm Bagi Ekonomi Indonesia

Terkini | sindonews | Jum'at, 27 September 2024 - 17:31
share

Kalangan masyarakat kelas menengah Indonesia dalam beberapa bulan terakhir menjadi topik yang hangat diperbincakan. Sebabnya, kalangan yang dianggap sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia sedang menderita.

Dalam data terakhir oleh LPS dan Riset Bank Mandiri, menunjukan tabungan masyarakat di kelas ini menurun disertai daya belinya.

Baca Juga : Kejatuhan Kelas Menengah Indonesia, Makan Tabungan Jadi Pertanda

Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta Achmad Nur Hidayat menilai fenomena yang sering dijuluki sebagai makan tabungan (Mantab) bukan hanya dialami oleh masyarakat kelas bawah, tetapi juga mulai menjalar ke kelas menengah.

"Ini menunjukan kelas menengah Indonesia tampaknya mulai beralih ke mode survival," Kata Achmad dalam keterangan resminya pada Jumat (27/9/2024).

Ia menejelaskan tekanan inflasi pada barang-barang kebutuhan pokok dan energi, ditambah dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai sektor, membuat kelas menengah semakin bergantung pada tabungan untuk bertahan hidup. Riset menunjukkan, bahwa tabungan kelas menengah menurun, sementara disisi lain pengeluaran relatif stabil untuk kebutuhan pokok.

Meskipun penurunan tabungan di kelas menengah belum sebesar di kalangan bawah. Namun, dalam jangka panjang, pola ini dapat menjadi sinyal awal bahwa kelas menengah sedang berjuang untuk mempertahankan gaya hidup.

"Mereka tidak lagi fokus pada konsumsi barang sekunder atau tersier seperti rekreasi atau hiburan, melainkan mengalihkan anggaran ke barang-barang esensial. Ini menjadi indikasi jelas bahwa mereka sedang berada dalam mode surviva," jelasnya.

Achmad menuturkan, salah satu dampak yang paling mengkhawatirkan dari mode survival kelas menengah adalah ancaman turun kasta ke kelompok rentan miskin. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa jutaan orang telah turun kasta dari kelas menengah ke kelas bawah dalam beberapa tahun terakhir.

"Jika tren ini terus berlanjut tanpa intervensi kebijakan yang signifikan, kita akan menyaksikan kemunduran ekonomi besar-besaran, yang tidak hanya berdampak pada daya beli masyarakat, tetapi juga pada pertumbuhan ekonomi nasional secara keseluruhan," Ujarnya.

Menurut Achmad, Kelas menengah memainkan peran penting sebagai penggerak utama konsumsi domestik. Jika daya beli kalangan ini terus menurun, maka sektor-sektor yang bergantung pada konsumsi, seperti ritel, properti, dan jasa, akan merasakan dampak serius. Pada akhirnya, ini dapat menghambat pemulihan ekonomi yang seharusnya mulai terlihat pasca-pandemi.

Untuk menghindari potensi krisis lebih lanjut, lanjut Achmad, Pemerintahan Prabowo Subianto harus mengambil langkah harus mengambil langkah kebijakan yang tepat. Pertama, Kebijakan Perlindungan Sosial yang Tepat Sasaran.

Perlindungan sosial tidak hanya penting bagi masyarakat kelas bawah, tetapi juga bagi kelas menengah yang terancam turun kelas. Bantuan berupa subsidi pendidikan, kesehatan, dan energi yang lebih terjangkau dapat memberikan ruang bagi mereka untuk menjaga tabungan dan menghindari kondisi yang lebih buruk.

Kedua, Dukungan Lapangan Kerja. Pemerintah perlu mendorong kebijakan yang menciptakan lapangan kerja lebih banyak di sektor-sektor yang sedang tumbuh, seperti teknologi dan ekonomi hijau. Ini akan mengurangi ketergantungan pada pekerjaan tradisional yang mungkin sedang mengalami penurunan.

Ketiga, Program yang mendukung Inovasi dan Diversifikasi Penghasilan. Di era digital ini, kelas menengah harus didorong untuk memanfaatkan peluang baru, seperti kewirausahaan digital dan pekerjaan lepas, yang dapat meningkatkan pendapatan dan memberikan stabilitas keuangan di tengah ketidakpastian.

Baca Juga : DJP Sebut Kontribusi Kelas Menengah ke Pajak Capai 15,7 Persen

Kebijakan yang tepat dan terukur perlu diambil untuk memastikan bahwa kelas menengah dapat kembali berkontribusi secara optimal terhadap perekonomian, bukan sekadar bertahan hidup. Meskipun belum sebesar dampak yang dialami oleh kelas bawah, jika tidak ditangani dengan baik, kelas menengah bisa beralih menjadi kelompok rentan, yang pada akhirnya memperlambat pemulihan ekonomi Indonesia.

"Mode survival yang kini dirasakan kelas menengah adalah alarm bagi kita semua," terangnya

Topik Menarik