Bosan Hidup di Bumi, Jared Isaacman Berkelana di Luar Angkasa

Bosan Hidup di Bumi, Jared Isaacman Berkelana di Luar Angkasa

Teknologi | sindonews | Senin, 16 September 2024 - 16:06
share

Miliarder Jared Isaacman menorehkan sejarah sebagai individu yang tidak termasuk di antara astronot terlatih untuk melakukan perjalanan di luar angkasa (spacewalk). Alasan Jared ke Antariksa karena dia bosan berada di bumi.

BACA JUGA -6 Misi Luar Angkasa yang Akan Meluncur di 2024

Tidak ada yang mustahil selama ada dana untuk merealisasikan misi Polaris Dawn di bawah proyek SpaceX dan pengusaha sukses tersebut juga memimpin tiga kru lainnya untuk bergabung dengan hampir 260 astronot lainnya sebelumnya untuk menjelajahi ruang hampa.

Isaacman membiayai misi tersebut dengan menaiki pesawat luar angkasa, Crew Dragon, yang juga ditemani dua wanita untuk mencapai orbit di ketinggian 700 kilometer di atas bumi.

Seperti dilansir dari BBC, Sebenarnya total biaya misi tersebut masih menjadi tanda tanya.

Majalah Time memperkirakan Isaacman membayar sekitar USD200 juta kepada Elon Musk yang merupakan pemilik SpaceX untuk 'harga tiket' empat kursi pesawat luar angkasa, Crew Dragon.

Ia disebut-sebut memiliki ketertarikan yang mendalam terhadap dunia penerbangan dan sempat menjalani pelatihan pilot pada tahun 2004.

Rupanya Polaris Dawn bukanlah misi luar angkasa pertama Isaacman.

Pada tahun 2021, ia mendanai dan memimpin misi swasta pertama yang membawa warga sipil, Inspiration4 untuk mengorbit bumi.

Para kru lepas landas dari Florida dan menghabiskan tiga hari di luar angkasa sebelum kembali dan mendarat di Samudera Atlantik.

“Ini merupakan perjalanan yang luar biasa bagi kami. Ini baru permulaan,” ujarnya sesaat setelah pulang dengan selamat, sekitar tiga tahun lalu.

Kini, ia memperluas langkahnya menjelajahi luar angkasa di bawah misi Polaris Dawn dan namanya mulai dikenal di industri dirgantara seiring dengan para astronot ternama.

Jared Isaacman lahir pada 11 Februari 1983 di Union, New Jersey Amerika Serikat (AS).

Sejak kecil, ia suka mencoba hal-hal baru dan suka melakukan hal-hal yang dianggap mustahil. Saat berusia 15 tahun, Isaacman putus sekolah dan kemudian mengikuti ujian kesetaraan sekolah menengah (GED) seperti yang ia bagikan melalui serial dokumenter Countdown. : Misi Inspiration4 ke Luar Angkasa di Netflix.

"Saya murid terburuk. Saya juga tidak senang bersekolah,” ujarnya.

Pada tahun 1999, ketika ia berusia 16 tahun, Isaacman mendirikan perusahaan pemrosesan pembayaran, Shift4 Payments.

Kini, perusahaan ini menangani transaksi terkait untuk sepertiga hotel di AS, termasuk hotel besar Hilton dan Four Seasons serta jaringan makanan cepat saji seperti KFC dan Arby's.

Menurut data situs resmi perusahaan, mereka memproses pembayaran dengan total lebih dari US$260 miliar (RM1,2 triliun) per tahun.

Seorang pengusaha sukses, Isaacman juga mendirikan perusahaan pertahanan yang melatih pilot Angkatan Udara, Draken International pada tahun 2011 dan memiliki armada pesawat militer swasta terbesar di dunia.

Pada tahun 2019, ia menjual sebagian besar saham Draken kepada Blackstone, sebuah perusahaan Wall Street yang memungkinkannya tercatat sebagai salah satu pemegang status miliarder.

Majalah Forbes pernah menyebutnya sebagai 'pencari adrenalin' lewat profil pebisnis sukses di tahun 2020 berdasarkan berbagai rekor luar biasa yang dimiliki Isaacman termasuk mencetak rekor terbang keliling dunia dengan jet ringan pada tahun 2009.

Total kekayaannya diperkirakan bernilai USD1,9 miliar hasil kerja kerasnya sejak remaja meski tidak melanjutkan studi di perguruan tinggi.

“Kalian harus menjalani hidup dengan sebaik-baiknya karena kita tidak tahu kapan hari terakhirnya,” ujar ayah dua putri yang selalu mencoba hal baru ini.