4 Motif Terjadinya Kudeta Militer yang Gagal di Bolivia

4 Motif Terjadinya Kudeta Militer yang Gagal di Bolivia

Global | sindonews | Jum'at, 28 Juni 2024 - 19:15
share

Presiden Bolivia Luis Arce menggagalkan upaya kudeta pada Rabu (26/6/2024), saat Jenderal Angkatan Darat Juan Jose Zuniga ditangkap, beberapa jam setelah dia memimpin pasukan dan tank untuk menyerbu istana presiden di ibu kota, La Paz.

Presiden Arce dari partai sayap kiri Gerakan Sosialisme (MAS) memuji kegagalan upaya kudeta itu, menyebutnya sebagai kemenangan bagi demokrasi Bolivia.

"Terima kasih banyak kepada rakyat Bolivia. Hidup demokrasi," ujar dia, setelah menegaskan kendali atas militer di negara Amerika Latin itu.

Motif Kudeta Militer yang Gagal

Berikut ini berbagai motif yang mungkin menjadi alasan upaya kudeta di Bolivia:

1. Ketegangan Politik

Ketidakstabilan politik dan ketegangan antara pemerintah dan oposisi sering kali menjadi pemicu kudeta.

Di Bolivia, ketidaksepakatan antara pemerintahan Presiden Luis Arce dan oposisi dapat memperburuk situasi.

Negara Andes ini telah selama beberapa dekade menderita ketidakstabilan politik, ketimpangan pendapatan yang tinggi, dan kemiskinan ekstrem, khususnya di kalangan masyarakat Pribumi.

Selama 14 tahun masa kepresidenan Morales, negara tersebut menyaksikan stabilitas politik dan sejumlah besar orang terangkat dari kemiskinan.

Namun kondisi ekonomi Bolivia saat ini sangat buruk, dengan Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan pertumbuhan hanya 1,6.

Masa jabatan Arce juga diwarnai oleh kerusuhan politik. Pasukan sayap kanan telah memimpin serangan mematikan di provinsi-provinsi seperti Santa Cruz untuk menentang keputusan pemerintah Arce.

2. Krisis Ekonomi

Ketidakstabilan ekonomi, inflasi tinggi, dan ketidakpuasan rakyat terhadap kebijakan ekonomi pemerintah dapat memicu ketidakstabilan politik dan memperkuat keinginan militer untuk mengambil alih.

Panglima Angkatan Darat Zuniga mengatakan pemerintahan Arce "memiskinkan" negara itu.

Arce telah berjuang mengatasi kesulitan ekonomi yang dihadapi negara berpenduduk 12 juta orang itu.

Selain kekurangan dolar Amerika Serikat (AS), cadangan devisa telah menyusut dan defisit fiskal Bolivia telah meningkat di bawah pengawasannya.

Situasi ekonomi diperburuk oleh membengkaknya subsidi minyak akibat perang Ukraina dan pengetatan sistem keuangan global.

Harga komoditas yang rendah di negara yang bergantung pada ekspor mineral juga telah memengaruhi keuangannya.

Lonjakan harga komoditas pada tahun 2014 membantu meningkatkan pendapatan di negara dengan cadangan mineral yang besar, termasuk litium yang digunakan dalam pembuatan baterai. Namun, selama pandemi COVID-19, ekonominya terpukul keras.

3. Ketidakpuasan Militer

Ketidakpuasan di kalangan militer terhadap kebijakan pemerintah atau kepemimpinan tertentu dapat mendorong upaya kudeta.

Jenderal Juan Jose Zuniga, yang memimpin upaya kudeta di Bolivia, sebelumnya telah diberhentikan sebagai kepala Angkatan Darat karena pernyataannya mengenai mantan presiden Evo Morales.

4. Militer Tuntut Perubahan

Militer memiliki kepentingan dan kekuatan yang signifikan dalam politik Bolivia. Ketika militer merasa perlu untuk “merestrukturisasi demokrasi,” seperti yang diungkapkan Jenderal Zuniga, mereka dapat mencoba mengambil alih kendali.

Selain menyebutkan kesulitan ekonomi, Zuniga mengatakan tentara berusaha untuk "mengembalikan demokrasi dan membebaskan tahanan politik kita," seraya menambahkan bahwa kudeta akan mewujudkan demokrasi yang sebenarnya, bukan demokrasi yang diperintah segelintir orang selama beberapa dekade.

Negara ini telah diperintah oleh partai MAS sejak 2005, ketika Morales menjadi presiden Pribumi pertama.

Bagaimana Kudeta Digagalkan?

"Saya kapten Anda, dan saya perintahkan Anda untuk menarik pasukan Anda, dan saya tidak akan membiarkan pembangkangan ini," ujar Arce kepada pemimpin kudeta di depan istana presiden.

Pasukan kemudian ditarik mundur dari alun-alun dan Zuniga dipaksa masuk ke dalam mobil polisi.

"Terima kasih banyak kepada rakyat Bolivia," papar Arce, memuji penarikan pasukan. "Hidup demokrasi."

Apa yang Dialami Jenderal Juan Jose Zuniga?

“Jenderal, Anda ditahan,” ujar Wakil Menteri Dalam Negeri Jhonny Aguilera kepada Zuniga pada Rabu.

Zuniga ditunjuk Arce sebagai panglima jenderal pada tahun 2022 dan pernah menduduki jabatan tinggi di militer sebelumnya.

Namun, hubungan antara keduanya memburuk, dan Zuniga mengkritik Arce pada pekan menjelang upaya kudeta.

Menteri Kehakiman Bolivia Ivan Lima mengunggah di X pada Kamis bahwa tindakan pidana telah dimulai terhadap Zuniga berdasarkan pasal 121, 127, dan 128 KUHP.

KUHP ini berkaitan dengan pemberontakan bersenjata terhadap keamanan dan kedaulatan negara, hasutan untuk mengerahkan pasukan, dan serangan terhadap presiden dan pejabat negara.

Lima menambahkan hukuman maksimum yang mungkin untuk kejahatan tersebut adalah 20 tahun penjara.

Perwira militer senior dan kepala angkatan laut Bolivia, Juan Arnez Salvador, juga ditangkap.

Di dalam istana presiden, Arce menunjuk Jose Wilson Sanchez sebagai panglima militer, jabatan yang sebelumnya dipegang Zuniga.

Baca juga: Pejuang Palestina Terus Gali Terowongan Baru di Gaza untuk Sergap Tentara Israel

Topik Menarik