Kronologi Meninggalnya Jack Marpaung, Disaksikan Langsung sang Anak

Kronologi Meninggalnya Jack Marpaung, Disaksikan Langsung sang Anak

Seleb | okezone | Senin, 6 Januari 2025 - 18:47
share

JAKARTA - Penyanyi legendaris rock Batak, Jack Marpaung, tutup usia di umur 76 tahun setelah berjuang melawan stroke dan kritis selama satu minggu terakhir. Kronologi detik-detik kepergian sang maestro diungkapkan oleh putrinya, Novita Dewi, yang juga seorang penyanyi.

Ditemui di rumah duka di kawasan Pondok Mitra Lestari, Bekasi Selatan, Novita hadir melayat bersama suaminya, Alex Rudiart. Tak kuasa menahan tangis, Novita bercerita tentang kondisi sang ayah sebelum wafat.

"Papi memang pernah kena stroke sebelumnya. Sejak adik saya yang nomor dua pergi ke Pekanbaru untuk kerja, papi makin menurun, merasa kesepian. Sering saya bawa nginep di rumah, tapi mami sering bilang jangan sampai rumah ini kosong. Tapi papi sering bilang, ‘Aku pengen sama boruku (putriku),’" ungkap Novita dengan mata berkaca-kaca.

Kronologi Meninggalnya Jack Marpaung, Disaksikan Langsung sang Anak

Jack sempat mengalami demam sebelum masuk masa kritis. Awalnya, Novita mengira itu hanya flu biasa. Namun, kondisinya memburuk dan muncul kekhawatiran ketika membawa ayahnya ke rumah sakit.

"Awalnya takut salah diagnosis. Ternyata ada infeksi bakteri, sepsis. Infeksi itu biasanya menyerang lansia dan anak-anak. Dokter sempat bilang infeksinya sudah bersih, tubuhnya bagus, tapi papi tetap tidak memberikan respons positif," tambahnya.

Selama di ICU, kondisi Jack semakin memburuk. Gerak tubuhnya mulai jarang terlihat, dan nafasnya sempat berhenti pada 4 Januari.

"Kemarin, papi sempat berhenti nafas. Kami sudah teriak-teriak, ‘Papi, kasih setengah jam lagi, ngomong dulu!’ Tapi selama beberapa hari di rumah sakit, papi sudah tidak bisa bicara," kata Novita.

 

Pada 5 Januari, Jack Marpaung akhirnya menghembuskan napas terakhirnya setelah berjuang melawan kritis selama seminggu. Momen kepergiannya turut disaksikan oleh Novita dan keluarga.

"Dokter sempat ingin memompa dadanya, tapi takut patah tulangnya. Pas denyut jantung mulai hilang, dokter diam saja. Sebelum pergi, saya sempat bercanda, ‘Buka dong matanya, pap.’ Dia sempat berkedip sekali, itu yang terakhir kali," tutup Novita.

Topik Menarik