Tompi Ungkap Keresahan soal Senioritas di Dunia Kedokteran

Tompi Ungkap Keresahan soal Senioritas di Dunia Kedokteran

Seleb | okezone | Sabtu, 17 Agustus 2024 - 07:57
share

JAKARTA - Belakangan ini tengah viral kasus kematian seorang dokter yang merupakan peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip). Dokter tersebut diduga mengakhiri hidupnya karena tak kuat menjadi korban perundungan selama mengikuti PPDS.

Dokter sekaligus musisi Tompi pun ikut buka suara mengenai fenomena ini. Dia menuliskan cuitan di akun X pribadinya mengenai keresahannya dengan fenomena dimana sulitnya seorang dokter atau tenaga kesehatan yang terbilang masih baru atau junior untuk menyampaikan kritik.

"Seberapa banyak sih nakes junior yang berani menyampaikan kritik/ketidaksetujuan akan sesuatu yang berlangsung di RS-dunia praktek kedokteran?," ujar Tompi dikutip dari cuitan di akun X pribadinya @dr_tompi, Sabtu (17/8/2024).

Tompi Ungkap Keresahan Soal Senioritas di Dunia Kedokteran

Ketika berani bersuara pun, kritik disampaikan dengan cara yang sangat halus karena merasa takut dengan sederet dampak buruk yang akan terjadi kepadanya ketika menyampaikan kritik tersebut.

"Kalo pun berani menegur bunyinya akan penuh dengan. Izin menyampaikan, atau maaf kalau bisa..'. Kenapa jadi takut? Karena begitu ada yang berani bunyi dianggap keras kepala, dosanya diungkit-ungkit dan jadi terkucilkan," sambungnya.

Tompi merasa budaya ini harus segera diubah, jangan terus dianggap 'biasa' dan menjadi hal lumrah yang dialami secara turun temurun.

"Bukan berarti karena banyak yang sudah lulus dan lolos dengan perlakuan sama lantas dianggap hal buruk itu jadi baik-baik saja. Pembiaran dan harap maklum ini yang harus DIUBAH," ungkapnya.

Meski demikian, Tompi memahami bahwa fenomena tersebut tidak selalu terjadi dan masih banyak lingkungan yang sehat dan selalu saling mendukung tanpa adanya senioritas. Namun, di sisi lain, budaya buruk tetap saja ada.

"Memang ini oknum kok, tapi lumayan banyak dan ada di hampir setiap sudut. Pun demikian, yang baik dan suportif juga ada loh. Hanya saja sering gak bisa berbuat banyak untuk menghapus 'budaya lama'," tandasnya.

Topik Menarik