Bolehkah Membaca Dzikir Pagi Petang Tidak Berurutan?
BOLEHKAH membaca dzikir pagi petang tidak berurutan? Berikut ini jawabannya secara lengkap. Sangat penting diketahui setiap Muslim.
Dikutip dari Bimbinganislam.com , Ustadz Mu\'tashim Lc MA hafidzahullah menerangkan bahwa dzikir pagi petang yang diajarkan Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bila dilihat serta diamati dari riwayat haditsnya tidak menunjukkan keharusan dibaca dalam satu waktu dan harus dibaca secara bersambung atau berurutan.

Kemudian tidak juga ada dalil yang mengharuskan seseorang membacanya secara langsung dan berurutan.
Namun, para ulama dari berbagai riwayat yang banyak diajarkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam kepada sahabatnya dalam berbagai kesempatan, mencoba membukukan dan mengurutkannya, supaya lebih mudah untuk dibaca dan dihafal.
"Sehingga, diperbolehkan atau dianjurkan bagi seseorang untuk membacanya secara berurutan, baik dalam satu waktu bila mudah baginya, atau bila tidak memungkinkan dapat dijalankan sesuai keadaan masing-masing," jelas Ustadz Mu\'tashim.
Ia melanjutkan, ibadah dan amalan dzikir adalah perkara yang fleksibel untuk dijalankan, bisa dengan duduk, berdiri, berjalan atau dalam keadaan yang lainnya. Ini selama baik dan dapat membawa dirinya fokus untuk berkomunikasi kepada Allah Subhanahu wa Ta\'ala secara langsung dengan lafadz yang dimunajatkan.
Allah Subhanahu wa Ta\'ala berfirman:
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring." (QS Ali Imran: 190191)
Kemudian juga dikatakan oleh Imam Nawawi dalam kitab Adzkar:
: : .. .
"Bab yang dibaca ketika dzikir pagi dan petang, perlu diketahui bahwa bab ini sangat luas sekali, tidak ada kitab yang babnya lebih luas darinya. Maka siapa yang Allah berikan kemudahan dalam menjalannnya maka ia adalah kenikmatan dan karunia Allah untuknya, dan beruntunglah ia.
Dan barang siapa yang lemah dari keseluruhannya maka hendaknya ia memendekkannya sesuai dengan kemauan (kemampuannya)nya, walaupun (mungkin) hanya (dapat) membaca satu dzikir saja."
Allahu a\'lam bisshawab .


