Film Berbahasa Daerah Jadi Pertaruhan Bayu Skak dengan Produser

Film Berbahasa Daerah Jadi Pertaruhan Bayu Skak dengan Produser

Seleb | BuddyKu | Kamis, 17 Agustus 2023 - 06:02
share

Komedian Bayu Skak sukses membawa film berbahasa daerah masuk box office. Lewat trilogi Yowis Ben, Bayu Skak mengenalkan budaya Jawa Timur ke nusantara dan mendapat apresiasi di industri film.

Namun dibalik kesuksesannya, Bayu Skak menceritakan beratnya berjuang untuk meyakinkan produser bahwa film berbahasa daerah bakal di terima oleh masyarakat Indonesia dengan keberagaman suku dan budaya.

Kisah Bayu Skak diceritakan dalam webinar berjudul \'Penggunaan Bahasa Daerah dalam Film Indonesia\' yang digelar oleh Festival Film Wartawan Indonesia (FFWI) pada Selasa (15/8).

Bayu Skak membuka dengan pemaparan bahwa adat dan bahasa harus dilestarikan dengan berbagai cara dan jangan sampai hilang dari dunia film. Apalagi perkembangan teknologi yang semakin pesat bisa mengikis sisi kedaerahan, termasuk dalam soal bahasa.

Jika kedaerahan kita terkikis, kita akan menjadi manusia yang lupa pada akar budaya, ujar Bayu Skak dalam webinar FFWI bertajuk Penggunaan Bahasa Daerah dalam Film Indonesi.

Bayu mengungkap, konsep menggarap Yowis Ben sempat mendapat pertentangan dari beberapa rumah produksi atau PH. Ia mengalami penolakan lantaran dianggap terlalu segmented.

"Siapa sih saya waktu itu. Saya bicara soal pentingnya bahasa daerah ya nggak digubris sama produser. Padahal saya punya keyakinan yang tinggi," ungkap Bayu Skak.

Hingga akhirnya Bayu Skak bertemu dengan produser yang tepat dan memiliki visi misi sama. Gayung bersambut, produser Starvision Chand Parwez tertarik dengan cerita itu Yowis Ben.

Bahkan saking yakinnya dengan Yowis Ben, YouTuber asal Malang itu berani bertaruh ke produser jika sepi penonton, tidak sampai 500 ribu Bayu Skak rela tidak dibayar.

Kalau film berbahasa Jawa ini tidak bisa meraih penonton sampai 500 ribu, honor saya tidak usah dibayar! ungkap Bayu Skak menceritakan.

Namun akhirnya, Yowis Ben berhasil meraih jumlah penonton sampai ratusan ribu.

Saya bersyukur masih bisa berbahasa Jawa halus. Anak- anak generasi Z sekarang ini berbahasa Jawa dicampur dengan bahasa Indonesia, kata Bayu.

Bayu mengaku, selain sukses ada kebanggaan tersendiri dari Yowis Ben lantaran visi misinya mengenalkan bahasa dan budaya ke industri film masih mendapat tempat. Apalagi kini bermunculan film berbahasa daerah lainnya seperti Ngeri Ngeri Sedap hinga Onde Mande.

Webinar berjudul \'Penggunaan Bahasa Daerah dalam Film Indonesia\' yang digelar oleh Festival Film Wartawan Indonesia (FFWI) pada Selasa (15/8).

Susi Ivvaty, mantan wartawan harian Kompas, peliput bidang seni dan film yang kini aktif di Tradisi Lisan dan LesbumiLembaga Seni dan Budaya di bawah naungan ormas Nahdatul Ulama (NU) juga turut dalam webinar Penggunaan Bahasa Daerah dalam Film Indonesia.

Menurut Susi, film memegang peranan strategis dalam upaya pelestarian bahasa daerah.

Di sinilah kita lihat bahasa itu menjadi keutamaan rasa, bahasa budaya dan dalam bahasa daerah itu kuat sekali, ucap Susi Ivvaty.

Film, kata Susi, perlu memanfaatkan bahasa daerah jika cerita yang diangkat beratar belakang adat dan budaya suata daerah tertentu. Karena feelnya ada di dalam bahasa itu, jelasnya.

Topik Menarik