Review Film Elemental: Forces of Nature, Bagaikan Air dan Api
www.gwigwi.com Dikisahkan di sebuah kota dimana para elemen hidup berdampingan. Ember (Leah Lewis) tinggal bersama orang tuanya di bagian Firetown Elemental City.
Ember tumbuh menjadi perempuan yang independen dan kuat. Ia tahu apa yang mau dan tak ingin disetir oleh orang tuanya, terlepas trauma yang mereka alami. Hal itu menimbulkan konflik antara Amber dan orang tuanya yang semakin menjadi-jadi ketika Wade (Mamoudou Athie) hadir ke hidup mereka.
Wade bukan api seperti Ember dan masyarakat Firetown. Ia adalah air, sebuah anti tesis dari api. Dirinya mendadak masuk ke keluarga mereka gara-gara Ember meledakkan pipa basement toko saat amarahnya meledak.
Review Film Elemental: Forces Of Nature, Bagaikan Air Dan Api
Khawatir kerusakan yang ada bisa mengancam keamanan Elemental City dan warga Firetown keduanya sepakat untuk melacak sumber masalah.
Witing Tresno, Jalaran Soko Kulino. Keduanya jatuh cinta terhadap satu sama lain. Ember takut hubungan ia dan Wade, yang berbeda entitas, tak akan pernah disetujui oleh orang tuanya.
Kali ini Disney mengangkat isu inklusivitas dan keberagaman lewat film ini. Kisah, isu, dan karakter-karakter Elemental sarat akan elemen-elemen yang berlawanan namun dipaksa bersatu padu.
Beberapa hal yang dibawakan adalah penerimaan terhadap imigran, interacial relationship, dan family acceptance, dan masih banyak lagi. Bahkan, jika kita perhatikan dengan detil tiap elemen di film ini adalah representasi dari suatu ras/ etnis tertentu di kehidupan nyata.
Sebagai seorang imigran, Bernie ayah dari Ember mungkin terlihat kasar, namun ia penuh kasih sayang dan sangat protektif terhadap putri satu-satunya yang terperangkap dalam perfeksionismenya.
Review Film Elemental: Forces Of Nature, Bagaikan Air Dan Api
Ia tidak ingin ada yang berubah dari keluarganya, sementara Ember, yang modern dan berjiwa muda berusaha menegaskan bahwa figur elemen yang berbeda pun bisa bersatu karena mau berelemen api, bumi, air, maupun udara, mereka semua memiliki bahan kimia dan fisik di diri masing-masing.
Hal tersebut disampaikan dengan apik, terutama secara visual yang memanjakan mata. Visualisasi setiap karakter sangat dinamis. Seperti entitas api yang digambarkan selalu menyala, berkedip, dan berkobar.
Kemudian, untuk entitas air dengan sifat dasar air yang mampu bergelembung, mengapung, bergejolak, serta melompat melalui tubuh orang-orang rakyat air. Bisa dibilang ini adalah ekspresi dari suatu teknologi dan teknik animasi yang benar-benar menakjubkan dan detail.
Perihal masih adanya kisah romance di film Disney, lewat hubungan Ember dan Wade, patut digarisbawahi ada upaya perubahan untuk film ke-27 produksi Disney dan Pixar.
Film ini menyajikan kisah percintaan yang segar untuk remaja, dan mengapus stigma bahwa karakter pria dalam film Disney yang harus gagah, tampan, dan mapan, tapi tetap bisa menjadi partner yang setara dengan karakter utama perempuan.
Namun, berbagai pesan dan kisah yang disajikan lewat film ini terasa hit and miss jika kita menonton bawa anak, keponakan dan menanyakan hal-hal tertentu di film ini. Maka kita juga harus pinter-pinter menjelaskan beberapa hal yang akan dipertanyakan di film ini.
Secara keseluruhan, film Elemental: Forces of Nature memberikan sebuah sajian kisah yang segar serta visual yang cukup memanjakan mata.