Hadis Keutamaan 10 Hari Pertama, Kedua, dan Ketiga Ramadan Ternyata Palsu? Ustaz Adi Hidayat Jawab Begini
Bulan Ramadan adalah bulan yang istimewa bagi Umat Islam. Pada bulan Ramadan, rahmat serta ampunan dari Allah diberikan kepada umat muslim. Mengenai rahmat dan ampunan, terdapat hadis yang menyebutkan bahwa keutamaan bulan Ramadan terbagi atas tiga, yakni 10 hari pertama, 10 hari kedua, dan 10 hari ketiga.
Apakah hadis tersebut shahih atau justru hadis palsu?
Ustaz Adi Hidayat mengatakan bahwa hadis yang umum didengar oleh masyarakat itu statusnya bermasalah, bahkan diduga sebagai hadis palsu. Hal itu berdasarkan kajian yang dilakukan oleh para ulama terhadap hadis yang berbunyi sebagai berikut.
"Hadis yang pertama, yang tadi kita dapatkan riwayatnya panjang bahkan disandarkan pada sahabat Salman Al-Farisi, ada yang menyandarkan pada sahabat Ali bin Abi Tholib yang diduga bahkan keduanya tidak pernah menyampaikannya. Kalimatnya , awalnya adalah rahmat. Lalu pertengannya adalah penuh ampunan atau magfirah. Kemudian, akhirnya pembebas dari neraka," ungkap Ustaz Adi Hidayat dalam YouTube TRANS TV Official, disimak pada Selasa, 28 Maret 2023.
Dengan adanya hadis tersebut, ungkap UAH,orang kemudian membagi Ramadan ke dalam tiga bagian sehingga menyebutkan 10 hari pertama rahmat, 10 hari kedua khusus maghfirah atau ampunan Allah subhana wa taala, dan 10 hari ketiga ada peluang dibebaskan dari api neraka.
"Hadis ini diteliti oleh para pakar hadis, ahli-ahli di bidang hadis, dan menyimpulkan bahwa hadis ini bermasalah, bahkan rakyatnya ada yang menemukan bahwa sampai ke derajat hadis palsu," tegasnya lagi.
Lalu, apa indikasi bahwa hadis tersebut palsu?
Ustaz Adi Hidayat mengatakan, indikasi yang pertama ialah hadis tersebut bertentangan langsung dengan hadis-hadis nabi yang lain, yaitu yang shahih. Ia menuturkan, hadis shahih mengatakan bahwa semua Ramadan, siang dan malamnya, pertama sampai akhirnya itu berisi rahmat dan ampunan Allah subhanahuwata\'ala.
"Jadi Nabi SAW tidak pernah memisah-misah, awal, akhir, pertengahan Ramadan, tidak pernah," ungkapnya.
Hal itu seperti yang tercantum dalam Hadis Al-Bukhari Nomor 38 yang berbunyi: Barang siapa berpuasa Ramadan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.
"Setiap hari, awalnya, tengahnya, akhirnya dilakukan karena Allah, ikhlas mengharap pahala, diampuni semua dosa-dosanya. Jadi sejak awal Ramadan, ampunan sudah ada," katanya lagi.
Begitu pun yang tertuang dalam Hadis Al-Bukhari Nomor 37: Barang siapa melakukan qiyam Ramadan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.
"Bukan cuma siangnnya, malamnya, bermohon kepada Allah ampunan. Salat dengan baik, minta ampunan, ikhlas dikerjakan karena Allah, diampuni semua dosanya. Ini menandakan bahwa hadis (keutamaan 10 hari Ramadan bertentangan dengan hadis-hadis Nabi SAW," tegas UAH lagi.