Maladaptive Daydreaming: Kenapa Orang Suka Berkhayal Menjadi Masalah
Setiap orang pasti memiliki kebiasaan untuk berkhayal, melamun, atau berimajinasi. Kebiasaan tersebut dapat membantu seseorang untuk memecahkan masalah, meredakan stres, atau sekadar menghilangkan kebosanan setidaknya itu yang menjadi alasan kenapa orang suka berkhayal. Namun, terlalu sering berkhayal dan sulit membedakan antara dunia nyata dengan dunia khayalan bisa menjadi gangguan pikiran yang disebut Maladaptive Daydreaming (MD).
Apa Itu Maladaptive Daydreaming
Kita mungkin pernah merasakan khayalan dalam hidup kita. Ketika kita membayangkan tentang masa depan atau berkhayal tentang hal-hal yang menyenangkan, itu adalah bentuk khayalan yang normal. Namun, ketika khayalan itu membawa kita ke dalam dunia yang terlalu jauh dan mengganggu kehidupan sehari-hari kita, itu bisa menjadi masalah. Inilah yang disebut sebagai maladaptive daydreaming, dan itulah kenapa orang suka berkhayal justru bisa menimbulkan masalah lain.
Maladaptive daydreaming adalah kondisi di mana seseorang terjebak dalam khayalan mereka untuk waktu yang lama, hingga mengabaikan hubungan dan tanggung jawab di dunia nyata. Kondisi ini biasanya terjadi ketika seseorang mengalami trauma, kekerasan, atau kesepian, dan mencari cara untuk melarikan diri dari rasa sakit tersebut.
Berkhayal adalah sebuah strategi coping mechanism yang umum digunakan oleh banyak orang. Namun, perbedaan antara berkhayal biasa dan berkhayal maladaptif adalah pada bagaimana khayalan tersebut membuat keterikatan emosional yang kuat dengan individu. Sebagai contoh, individu yang mengalami trauma dapat merasa lebih baik ketika berkhayal daripada menghadapi kenyataan pahit di dunia nyata.
Sayangnya, berkhayal maladaptif dapat mengakibatkan individu mengalami tekanan klinis dan gangguan fungsi kesehatan seperti ADHD, depresi, dan OCD. Gejala lain dari maladaptive daydreaming termasuk kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar, insomnia, dan kesulitan dalam melakukan tugas sehari-hari karena sulit untuk fokus.
Kondisi maladaptive daydreaming pertama kali diidentifikasi oleh Eli Somer, seorang profesor dari psikologi klinik University of Haifa, Israel. Kemudian pada tahun 2011, psikolog Cynthia Schupak dan seorang aktivis Jayne Bigelsen melakukan penelitian pada penderita maladaptive daydreaming dalam jurnal Compulsive Fantasy. Penelitian ini mengidentifikasi 90 orang yang mengaku mengidap maladaptive daydreaming, dan sekitar 79% dari mereka melaporkan mengalami keterikatan emosional dengan dunia khayalan mereka.
Meskipun maladaptive daydreaming bukanlah kondisi yang diakui secara resmi oleh Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM), kondisi ini masih memerlukan perhatian dan penanganan yang tepat. Terapi kognitif perilaku dan terapi obat-obatan adalah beberapa cara yang umum digunakan untuk mengatasi maladaptive daydreaming.
Kenapa Orang Suka Berkhayal
Penyebab kenapa orang suka berkhayal bisa bermacam-macam, seperti terobsesi akan kisah dalam khayalan, gangguan kepribadian, atau masalah sosial. Namun, untuk mengetahui penyebab secara pasti, diperlukan pemeriksaan oleh psikiatri atau psikologi klinis.
Sementara itu, bagi penderita MD, penyebabnya bisa berasal dari mekanisme koping sebagai respon terhadap trauma, pelecehan, atau kesepian. Penderita MD seringkali menghabiskan waktu hanya untuk melamun dan tidak bisa lepas dari khayalannya.
Jika kebiasaan berkhayal sudah mengganggu aktivitas sehari-hari, maka ada beberapa saran solusi yang dapat dilakukan, seperti memperbanyak sosialisasi dengan orang sekitar, melakukan banyak kesibukan, berbagi masalah pikiran dengan orang terdekat, istirahat dan tidur secara teratur, serta tidak membiasakan diri di suatu tempat karena cenderung memberikan kesempatan untuk menghayal atau melamun.
Namun, bagi anak usia dini, daya khayal atau imajinasi dapat berperan dalam pengembangan kemampuan intelektual anak. Orang tua perlu memberikan pendampingan yang tepat agar anak dapat mengembangkan daya khayalnya dengan baik.
Saran Solusi Bagi Orang yang Sering Berkhayal
Berkhayal adalah kegiatan yang umum dilakukan oleh banyak orang. Namun, jika kegiatan ini dilakukan secara berlebihan dan mengganggu kehidupan sehari-hari, maka hal ini bisa masuk dalam kategori gangguan psikologis. Oleh karena itu, diperlukan beberapa solusi yang dapat membantu seseorang yang sering berkhayal.
Pertama-tama, salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah dengan memperbanyak sosialisasi dengan orang sekitar seperti keluarga, teman-teman, dan rekan kerja. Hal ini bisa membantu seseorang untuk lebih fokus pada kegiatan sosial yang bisa memperkaya pengalaman hidupnya.
Selain itu, melakukan banyak kesibukan juga bisa membantu mengurangi kebiasaan berkhayal yang berlebihan. Jika seseorang kesulitan untuk menghindari kegiatan berkhayal, maka mencoba melakukan kegiatan favorit seperti bernyanyi, bermain musik, olahraga, dan sebagainya bisa membantu untuk mengalihkan perhatian.
Berbagi masalah pikiran atau curhat dengan orang terdekat seperti orang tua atau teman dekat juga bisa membantu mengurangi beban pikiran dan menghindari terjadinya kebiasaan berkhayal yang berlebihan.
Tidur dan istirahat yang cukup secara teratur juga sangat penting dalam menghindari kebiasaan berkhayal yang berlebihan. Selain itu, tidak dianjurkan untuk terlalu sering menghabiskan waktu sendiri di suatu tempat karena hal ini bisa memicu kebiasaan berkhayal atau melamun yang berlebihan.
Dalam hal ini, peran orang tua atau teman dekat sangatlah penting dalam membantu seseorang yang sering berkhayal. Dengan memberikan dukungan dan pendampingan yang tepat, maka seseorang bisa mengatasi kebiasaan berkhayal yang berlebihan dan memiliki kehidupan yang lebih produktif dan sehat secara psikologis.



