Paras Cantik Ratu Sunda Dyah Pitaloka Versi AI Viral di Medsos, Netizen: Cocok Jadi Artis di Zaman Sekarang
JAKARTA, iNews.id - Potret paras cantik Ratu Sunda Dyah Pitaloka versi AI atau Artificial Intelligence tengah viral di media sosial. Wajah sang ratu disebut-sebut begitu menawan hingga banyak mendulang pujian dari warganet.
Jika menilik pada sejarahnya, Dyah Pitaloka memang memiliki kecantikan yang luar biasa. Berdasarkan naskah Pararaton, putri Raja Sunda Lingga Buana ini mampu membuat Raja Majapahit Hayam Wuruk terpesona.
Adapun potret cantik Ratu Dyah Pitaloka versi AI yang patut diketahui adalah sebagai berikut.
Paras cantik Ratu Sunda Dyah Pitaloka versi AI
Beberapa waktu silam, sebuah akun TikTok mengunggah potret wajah Dyah Pitaloka dari sebuah patung. Patung yang diklaim merupakan perwujudan seorang ratu itu hidup di tahun 1340 hingga 1357.
Mulanya, teknologi AI mengambil bagian utama dari wajah patung tersebut, yakni alis, dahi, mata, hidung, bibir, dan dagu. Kemudian, muncul sosok wanita dengan paras yang sangat cantik mengenakan mahkota dari emas.
Setelah sempurna menjadi sebuah gambar wajah seorang wanita, teknologi AI juga mengubahanya seolah-olah nampak hidup. Kedua bola mata wanita tersebut berkedip, bibirnya tersenyum, dan wajahnya bergerak.
Aku meminta AI untuk menghambarkan wajah Dyah Pitaloka Citraresmi berdasarkan patung Nyai Ambatkasih, tulis akun TikTok @ainusantara, dikutip iNews.id pada Selasa (28/2/2023).
Sontak unggahan tersebut mendulang beragam komentar positif dari warganet. Banyak yang memuji kecantikan wanita dalam video tersebut yang diduga merupakan perwujudan Ratu Dyah Pitaloka.
Pantes aja Raja Majapahit jatuh cinta, tulis salah seorang warganet.
Cocok jadi artis kalau jaman skrg pasti udh jadi seleb terkenal, imbuh warganet lainnya.
Kalau jadi sama Raja Hayamwuruk nggak tau anaknya bakal secakep apa, timpal warganet lain.
Komentar warganet tersebut diyakini mengacu pada cerita sejarah yang menyatakan bahwa Raja Hayam Wuruk sempat ingin mempersunting Dyah Pitaloka. Awalnya, Raja Sunda Linggabuana merespons postif keinginan itu dan segera membawa putrinya untuk pergi ke Kerajaan Majapahit.
Sesampainya Dyah Pitaloka di istana Kerajaan Majapahit bersama sang ayah dan beberapa prajurit, Patih Gajah Mada justru tidak memberi izin untuk masuk. Rombongan tersebut akhirnya berkemah di sebuah lembah bernama Bubat.
Alih-alih melangsungkan pernikahan, Patih Gajah Mada justru melarang Raja Hayam Wuruk untuk mendatangi Bubat. Ia dan pasukannya menawarkan diri untuk berangkat menemui Raja Sunda Linggabuana dan meminta agar Dyah Pitaloka diserahkan sebagai tanda penaklukkan Kerajaan Sunda kepada Majapahit.
Hal itu yang akhirnya membuat Raja Sunda Linggabuana marah hingga akhirnya terjadi pertumpahan darah. Dyah Pitaloka, sang ayah, dan sebagian besar prajurit meninggal dunia di Bubat pada waktu itu.