Jika Tidak Ada Soeharto, Bung Karno Bisa Gagal Proklamasikan Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945
JAKARTA - DR. dr. H. R. Soeharto Sastrosoeyoso merupakan pahlawan dari Provinsi Jawa Tengah. Soeharto merupakan sosok di balik Bung Karno bisa membacakan teks proklamasi pada 17 Agustus 1945.
Kala itu, Soeharto memastikan kesehatan Soekarno jelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Di mana sepulangnya Seokarno dari Rengasdengklok, yakni sehari sebelum proklamasi, Soekarno mengalami demam tinggi.
Di saat tersebut, Soeharto mengunjungi rumah Soekarno dan memeriksa keadaannya. Demikian dilansir dari laman Setneg.
Kemudian, Soeharto melakukan observasi terhadap kondisi badan Soekarno. Setelah dicek nadi, pernafasan, dan lain-lain, Soeharto menyimpulkan bahwa Soekarno menderita sakit malaria.
Kemudian Soeharto memberikan suntikan dan obat kepada Soekarno. Setelah itu, keadaannya berangsurangsur membaik.
Karena pengobatan dari Soeharto, pada 17 Agustus 1945 pukul 09.30 Soekarno terbangun dari tidurnya setelah mendapatkan perawatan dari Soeharto.
Dan pada pukul 10.00 WIB di Jalan Pegangsaan Timur No.56, Soekarno dan M Hatta bisa mengumandangkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Jika tidak ada Soeharto, bisa jadi Soekarno gagal membacakan teks proklamasi yang menjadi tanda dan simbol kemerdekaaan Indonesia tersebut.
Berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 96/TK/Tahun 2022 tanggal 3 November 2022, Presiden menetapkan untuk menganugerahkan Gelar Pahlawan Nasional kepada 5 orang, atas perjuangan, pengabdian, darma bakti dan karya yang luar biasa kepada Negara dan Bangsa Indonesia.
Dari 5 orang itu, R. dr. H. R. Soeharto Sastrosoeyoso merupakan salah satu yang menerima penghargaan gelar pahlawan nasional tersebut.