Perbedaan Kifosis dan Lordosis, dan Cara Mencegahnya
Bisnis.com, JAKARTA - Kifosis, lordosis, flatback hingga skoliosis menjadi contoh kelainan dari kelengkungan tulang belakang. Namun, masih banyak orang bingung soal perbedaan antara kifosis dan lordosis.
Meski keduanya memiliki perbedaan, namun dengan kelainan tulang belakang tersebut tentu semuanya dapat menyebabkan masalah yang dapat muncul sebagai nyeri, kaku, kesulitan dalam keseimbangan, dan postur tubuh yang tidak normal.
Lantas, sebenarnya apa perbedaan dari kifosis dan lordosis? Berikut ulasan Bisnis selengkapnya.
1. Kifosis
Melansir dari Very Well Health , kifosis sendiri adalah jenis kelainan bentuk tulang belakang di mana ada kelengkungan tulang belakang yang berlebihan ke depan, yang mengakibatkan bungkuk yang tidak normal. Adapun, kifosis memiliki tiga jenis, yaitu kifosis postural yang terjadi karena postur tubuh yang buruk atau membungkuk.
Lalu, ada kifosis scheuermann yang terjadi karena kelainan struktural yang parah di tulang belakang. Lekukan umumnya tajam dan kaku. Sementara, kifosis bawaan telah hadir sejak lahir.
Terakhir, kifosis kongenital terjadi akibat perkembangan tulang belakang yang tidak normal saat bayi berada di dalam kandungan.
2. Lordosis
Sedangkan, menurut Medicine Net , lordosis adalah jenis kelainan bentuk tulang belakang di mana ada kelengkungan tulang belakang yang berlebihan, sehingga perut tampak menonjol ke depan, sedangkan area pinggul tampak terdorong ke belakang yang memiliki lima jenis utama.
Pertama, lordosis postural, yang terjadi karena kelebihan berat badan dan kurangnya pengondisian pada otot-otot inti (perut dan punggung).
Kedua, lordosis traumatis, yakni akibat cedera tulang belakang yang menyebabkan kelengkungan tulang belakang ke depan.
Ketiga, hyperlordosis laminektomi pasca operasi yang berarti tulang belakang melengkung ke depan secara berlebihan. Ini dapat terjadi setelah operasi laminektomi yang melibatkan pengangkatan bagian vertebra (tulang belakang).
Keempat, lordosis neuromuskuler yang disebabkan berbagai penyakit saraf dan otot serta lordosis sekunder akibat kontraktur fleksi pinggul, di mana jenis lordosis ini terjadi karena kontraktur fleksi pinggul (kelainan pada sendi panggul).
Pengobatan Kifosis
Pengobatan kifosis sangatlah bervariasi tergantung dari berbagai faktor seperti penyebab dan tingkat keparahan kyphosis serta usia dan kondisi umum pasien. Kyphosis postural dapat dikelola dengan koreksi postural.
Selain meresepkan obat untuk nyeri, dokter fisik juga akan melakukan terapi fisik ditambah dengan observasi mungkin diperlukan dalam banyak kasus. Tak hanya itu, biasanya para ahli merekomendasikan pemakaian brace pada beberapa pasien. Pembedahan dapat dilakukan bila pengobatan konservatif tidak dapat mengendalikan gejala atau bila kifosis parah.
Pengobatan Lordosis
Pengobatan lordosis juga tergantung pada faktor-faktor seperti penyebab dan tingkat keparahan lordosis. Perhatian medis diperlukan karena lordosis yang diabaikan dapat menyebabkan komplikasi serius. Dokter mungkin meresepkan obat pereda nyeri dan terapi fisik. Pembedahan dapat dilakukan pada lordosis berat atau bila ada keterlibatan saraf.
Pencegahan Kifosis dan Lordosis
Kifosis dan lordosis yang berhubungan dengan postur dapat dicegah dengan mempraktekkan postur tubuh yang tepat dan menyadari kesehatan punggung Anda.
Tindakan pencegahan tambahan meliputi:
1. Hindari membungkuk, dan duduk dengan benar (duduk tegak, pastikan punggung ditopang).
2. Hindari ransel berat yang memberi tekanan pada otot punggung dan ligamen. Menurut Harvard Medical School, ransel tidak boleh menggantung lebih dari beberapa inci di bawah pinggang dan harus memiliki tali bahu yang lebar dan empuk yang dikencangkan dengan kuat. Gunakan kedua tali pengikat, dan hindari membebani ransel secara berlebihan.
3. Berolahraga secara teratur. Latihan seperti berenang, yoga, berlari, dan berjalan dapat membantu mencegah masalah punggung.
4. Manajemen dan pengobatan penyebab yang mendasari juga dapat membantu mencegah kelengkungan tulang belakang.