10 Kumpulan Contoh Puisi Chairil Anwar yang Paling Terkenal
Istilah "Aku ini binatang jalang" merupakan bait yang terdapat dalam salah satu puisi ciptaan Chairil Anwar.
Dikenal sebagai penyair terkemuka di Indonesia, Chairil Anwar telah melahirkan 96 karya, 70 di antaranya berupa puisi.
Puisi Chairil Anwar tak hanya bercerita tentang cinta, tetapi juga bertema perjuangan dan Ketuhanan.
Bahkan beberapa puisi karya Chairil Anwar merujuk pada kematian, sebelum akhirnya ia menghembuskan napas terakhir di usia 26 tahun.
Puisi Chairil Anwar
Berikut INDOZONE bagikan kumpulan puisi Chairil Anwar yang paling terkenal dan populer yang perlu kamu ketahui.
1. Doa

Doa merupakan karya Chairil Anwar yang mengangkat tema Ketuhanan. Puisi ini menggambarkan seorang hamba yang berusaha taat kepada Sang Pencipta.
Kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu
Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling
2. Aku

Puisi Chairil Anwar yang satu ini sangat populer. Aku mengisahkan tentang perjuangan untuk menemukan jati diri dan tujuan hidup yang sesungguhnya.
Kalau sampai waktuku
\'Ku mau tak seorang \'kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Maret 1943
3. Diponegoro

Sesuai judulnya, puisi ini menunjukkan kebanggaan Chairil Anwar terhadap Pangeran Diponegoro yang tak pernah gentar melawan penjajah.
Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti
Sudah itu mati.
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api.
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai.
Maju.
Serbu.
Serang.
terjang
Februari 1943
4. Krawang-Bekasi

Krawang-Bekasi merupakan puisi karya Chairil Anwar berlatar peristiwa pembantaian yang dilakukan Belanda dari Karawang hingga Bekasi.
Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan berdegap hati?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan 4-5 ribu nyawa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir
Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi
5. Tak Sepadan

Seperti bait-baitnya, puisi berjudul Tak Sepadan ditulis Chairil Anwar mengenai kandasnya kisah cinta yang tidak sesuai dengan harapan.
Aku kira:
Beginilah nanti jadinya
Kau kimpoi, beranak dan berbahagia
Sedang aku mengembara serupa Ahasvros.
Dikutuk-sumpahi Eros
Aku merangkaki dinding buta
Tak satu juga pinti terbuka.
Jadi baik juga kita pahami
Unggunan api ini
Karena kau tidak kan apa-apa
Aku terpanggang tinggak rangka.
Februari 1943
6. Sia-Sia

Sia-sia menjadi salah satu puisi Chairil Anwar yang terkenal dengan kalimat penutupnya yaitu "Mampus kau dikoyak-koyak sepi".
Penghabisan kali itu kau datang
membawaku karangan kembang
Mawar merah dan melati putih:
darah dan suci
Kau tebarkan depanku
serta pandang yang memastikan: Untukmu.
Sudah itu kita sama termangu
Saling bertanya: Apakah ini?
Cinta? Keduanya tak mengerti.
Sehari itu kita bersama. Tak hampir-menghampiri.
Ah! Hatiku yang tak mau memberi
Mampus kau dikoyak-koyak sepi.
7. Di Mesjid

Mengusung tema religi, Chairil Anwar menuliskan bait tentang Tuhan bagi umat Islam lewat puisi yang berjudul Di Mesjid .
Kuseru saja Dia
Sehingga datang juga
Kami pun bermuka-muka.
Seterusnya Ia Bernyala-nyala dalam dada.
Segala daya memadamkannya
Bersimbah peluh diri yang tak bisa diperkuda
Ini ruang
Gelanggang kami berperang.
Binasa-membinasa
Satu menista lain gila
8. Sendiri

Dilihat dari judulnya, contoh puisi Chairil Anwar berjudul Sendiri mengisahkan tentang kesedihan mendalam yang membuat seseoran merindukan ibunya.
Hidupnya tambah sepi, tambah hampa
Malam apa lagi
Ia memekik ngeri
Dicekik kesunyian kamarnya
Ia membenci. Dirinya dari segala
Yang minta perempuan untuk kawannya
Bahaya dari tiap sudut. Mendekat juga
Dalam ketakutan-menanti ia menyebut satu nama
Terkejut ia terduduk. Siapa memanggil itu?
Ah! Lemah lesu ia tersedu: Ibu! Ibu!
9. Derai-Derai Cemara

Lewat Derai-Derai Cemara , Chairil Anwar mengungkapkan bahwa perjalanan hidup manusia akan berakhir karena setiap yang bernyawa akan mati.
Cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam
Aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini
Hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah
10. Cinta dan Benci

Cinta dan Benci adalah satu dari sekian banyak kumpulan puisi Chairil Anwar tentang cinta yang penuh makna.
Aku tidak pernah mengerti
Banyak orang menghembuskan cinta dan benci
Dalam satu napas
Tapi sekarang aku tahu
Bahwa cinta dan benci adalah saudara
Yang membodohi kita, memisahkan kita
Sekarang aku tahu bahwa
Cinta harus siap merasakan sakit
Cinta harus siap untuk kehilangan
Cinta harus siap untuk terluka
Cinta harus siap untuk membenci
Karena itu hanya cinta yang sungguh-sungguh mengizinkan kita
Untuk mengatur semua emosi dalam perasaan
Setiap emosi jatuh Keluarlah cinta
Sekarang aku mengetahui implikasi dari cinta
Cinta tidak berasal dari hati
Tapi cinta berasal dari jiwa
Dari zat dasar manusia
Ya, aku senang telah mencintai
Karena dengan melakukan itu aku merasa hidup
Dan tidak ada orang yang dapat merebutnya dariku
Itulah beberapa puisi Chairil Anwar yang paling terkenal. Mana nih puisi Chairil Anwar yang paling kamu suka?