10 Kumpulan Contoh Puisi Chairil Anwar yang Paling Terkenal

10 Kumpulan Contoh Puisi Chairil Anwar yang Paling Terkenal

Seleb | BuddyKu | Rabu, 16 November 2022 - 07:03
share

Istilah "Aku ini binatang jalang" merupakan bait yang terdapat dalam salah satu puisi ciptaan Chairil Anwar.

Dikenal sebagai penyair terkemuka di Indonesia, Chairil Anwar telah melahirkan 96 karya, 70 di antaranya berupa puisi.

Puisi Chairil Anwar tak hanya bercerita tentang cinta, tetapi juga bertema perjuangan dan Ketuhanan.

Bahkan beberapa puisi karya Chairil Anwar merujuk pada kematian, sebelum akhirnya ia menghembuskan napas terakhir di usia 26 tahun.

Puisi Chairil Anwar

Berikut INDOZONE bagikan kumpulan puisi Chairil Anwar yang paling terkenal dan populer yang perlu kamu ketahui.

1. Doa

puisi chairil anwar doa
Ilustrasi berdoa (pexels/@gabby-k)

Doa merupakan karya Chairil Anwar yang mengangkat tema Ketuhanan. Puisi ini menggambarkan seorang hamba yang berusaha taat kepada Sang Pencipta.

Kepada pemeluk teguh

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu

Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh

cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

aku hilang bentuk
remuk

Tuhanku

aku mengembara di negeri asing

Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling

2. Aku

puisi chairil anwar aku
Ilustrasi aku (pexels/@lukas-rychvalsky)

Puisi Chairil Anwar yang satu ini sangat populer. Aku mengisahkan tentang perjuangan untuk menemukan jati diri dan tujuan hidup yang sesungguhnya.

Kalau sampai waktuku
\'Ku mau tak seorang \'kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak peduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

Maret 1943

3. Diponegoro

puisi chairil anwar diponegoro
Ilustrasi perang (pexels/@djamel-ramdani-84328305)

Sesuai judulnya, puisi ini menunjukkan kebanggaan Chairil Anwar terhadap Pangeran Diponegoro yang tak pernah gentar melawan penjajah.

Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali

Dan bara kagum menjadi api

Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.

MAJU

Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.

Sekali berarti
Sudah itu mati.

MAJU

Bagimu Negeri
Menyediakan api.

Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas

Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai.

Maju.
Serbu.
Serang.
terjang

Februari 1943

4. Krawang-Bekasi

puisi chairil anwar krawang bekasi
Ilustrasi pemakaman (pixabay/djacob)

Krawang-Bekasi merupakan puisi karya Chairil Anwar berlatar peristiwa pembantaian yang dilakukan Belanda dari Karawang hingga Bekasi.

Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.

Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan berdegap hati?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu

Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan atau tidak untuk apa-apa,

Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir

Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi

5. Tak Sepadan

puisi chairil anwar
Ilustrasi sepasang kekasih (pexels/@raybilcliff)

Seperti bait-baitnya, puisi berjudul Tak Sepadan ditulis Chairil Anwar mengenai kandasnya kisah cinta yang tidak sesuai dengan harapan.

Aku kira:
Beginilah nanti jadinya
Kau kimpoi, beranak dan berbahagia
Sedang aku mengembara serupa Ahasvros.

Dikutuk-sumpahi Eros
Aku merangkaki dinding buta
Tak satu juga pinti terbuka.

Jadi baik juga kita pahami
Unggunan api ini
Karena kau tidak kan apa-apa
Aku terpanggang tinggak rangka.

Februari 1943

6. Sia-Sia

puisi karya chairil anwar
Ilustrasi pasangan (pexels/@anton-maximov-217419690)

Sia-sia menjadi salah satu puisi Chairil Anwar yang terkenal dengan kalimat penutupnya yaitu "Mampus kau dikoyak-koyak sepi".

Penghabisan kali itu kau datang
membawaku karangan kembang
Mawar merah dan melati putih:
darah dan suci
Kau tebarkan depanku
serta pandang yang memastikan: Untukmu.

Sudah itu kita sama termangu
Saling bertanya: Apakah ini?
Cinta? Keduanya tak mengerti.

Sehari itu kita bersama. Tak hampir-menghampiri.

Ah! Hatiku yang tak mau memberi
Mampus kau dikoyak-koyak sepi.

7. Di Mesjid

puisi chairil anwar yang terkenal
Ilustrasi masjid (pexels/@baybiyik)

Mengusung tema religi, Chairil Anwar menuliskan bait tentang Tuhan bagi umat Islam lewat puisi yang berjudul Di Mesjid .

Kuseru saja Dia
Sehingga datang juga

Kami pun bermuka-muka.

Seterusnya Ia Bernyala-nyala dalam dada.
Segala daya memadamkannya

Bersimbah peluh diri yang tak bisa diperkuda

Ini ruang
Gelanggang kami berperang.

Binasa-membinasa
Satu menista lain gila

8. Sendiri

contoh puisi chairil anwar
Ilustrasi sendiri (pexels/@simonmigaj)

Dilihat dari judulnya, contoh puisi Chairil Anwar berjudul Sendiri mengisahkan tentang kesedihan mendalam yang membuat seseoran merindukan ibunya.

Hidupnya tambah sepi, tambah hampa
Malam apa lagi
Ia memekik ngeri
Dicekik kesunyian kamarnya
Ia membenci. Dirinya dari segala
Yang minta perempuan untuk kawannya
Bahaya dari tiap sudut. Mendekat juga
Dalam ketakutan-menanti ia menyebut satu nama
Terkejut ia terduduk. Siapa memanggil itu?
Ah! Lemah lesu ia tersedu: Ibu! Ibu!

9. Derai-Derai Cemara

kumpulan puisi chairil anwar
Ilustrasi cemara (pexels/@charldurand)

Lewat Derai-Derai Cemara , Chairil Anwar mengungkapkan bahwa perjalanan hidup manusia akan berakhir karena setiap yang bernyawa akan mati.

Cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam

Aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini

Hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah

10. Cinta dan Benci

chairil anwar
Ilustrasi puisi Chairil Anwar (pexels/@jasminecarter)

Cinta dan Benci adalah satu dari sekian banyak kumpulan puisi Chairil Anwar tentang cinta yang penuh makna.

Aku tidak pernah mengerti
Banyak orang menghembuskan cinta dan benci
Dalam satu napas

Tapi sekarang aku tahu
Bahwa cinta dan benci adalah saudara
Yang membodohi kita, memisahkan kita

Sekarang aku tahu bahwa
Cinta harus siap merasakan sakit
Cinta harus siap untuk kehilangan
Cinta harus siap untuk terluka
Cinta harus siap untuk membenci

Karena itu hanya cinta yang sungguh-sungguh mengizinkan kita
Untuk mengatur semua emosi dalam perasaan

Setiap emosi jatuh Keluarlah cinta

Sekarang aku mengetahui implikasi dari cinta
Cinta tidak berasal dari hati
Tapi cinta berasal dari jiwa
Dari zat dasar manusia

Ya, aku senang telah mencintai
Karena dengan melakukan itu aku merasa hidup
Dan tidak ada orang yang dapat merebutnya dariku


Itulah beberapa puisi Chairil Anwar yang paling terkenal. Mana nih puisi Chairil Anwar yang paling kamu suka?

Artikel Menarik Lainnya:

Topik Menarik