IGIS 2022 Ajak Masyarakat Promosikan Indikasi Geografis Indonesia Melalui Jurnal Kuliner
JAKARTA, celebrities.id - Indonesia menjadi salah satu negara yang kaya akan rempah-rempah. Tak heran keunggulan tersebut berpengaruh besar terhadap kulinernya.
Sebagian besar hidangan khas Nusantara kaya akan cita rasanya. Semuanya terjadi berkat aneka rempahn yang tersedia di Indonesia. Kekayaan rempah Indonesia tak lepas dari sejarah. Zaman penjajahan Belanda memberikan pengaruh besar terhadap budaya serta kuliner di seluruh penjuru wilayah di Indonesia.
Selain itu kekayaan rempah-rempah, bumbu dan komoditas di Indonesia sudah bukan rahasia lagi. Masing-masing daerah memiliki komoditasnya, melalui produk-produk daerah dan menjadi unggulan. Untuk itu, ARISE+ Indonesia meluncurkan program Indonesias Geographical Indication Show (IGIS) 2022.
Program ini sekaligus mempromosikan Indikasi Geografis Indonesia melalui serangkaian jurnal kuliner ke situs-situs IG terpilih. Melalui pendekatan jurnal kuliner, program ini mengajak seluruh pihak, mulai dari pemilik modal, eksportir, potential buyer, asosiasi, komunitas, pecinta kuliner, praktisi kuliner, penggiat usaha, pemangku kebijakan, hingga masyarakat umum.
Program ini mengajak semua komponen tersebut untuk lebih meningkatkan dukungannya pada upaya pemberdayaan masyarakat, peningkatan daya saing, dan penguatan posisi Indonesia melalui keaslian dan kualitas produk yang premium.
"Indonesia sudah sepatutnya memiliki sertifikasi, atau label IG untuk setiap produknya," ujar Pakar Kuliner, William Wongso dalam webinar bersama IGIS 2022 bertajuk "Hello From The Spices Land" digelar pada Jumat (13/05/22).
William pun memberikan contoh salah satu rempah khas Indonesia, yaitu andaliman. Menurutnya, sebagian masyarakat hanya mengetahui kalau jenis rempah tersebut hanya berasal dari Pulau Sumatera. Padahal bibitnya dapat ditanam di Pulau Samosir, Danau Toba.
Dia menyebut, karena indikasi geografis saat ini sangat perlu digaungkan, yakni secara profesional serta tanggung jawab. William juga menyebut, setiap produk lokal Prancis sudah memiliki label indikasi geografis.
"Hal inilah yang membuat setiap daerah memiliki komoditas spesialnya yang dikenal banyak orang," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Merek dan Indikasi Geografis, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kurniaman Telaumbanuam berharap melalui program IGIS ini Indikasi Geografis di Indonesia semakin dikenal masyarakat secara luas serta dapat membuka akses pasar yang lebih luas.
"Harapannya, pasar lokal dan internasional semakin mengapresiasi produk Indonesia yang berlabel Indikasi," katanya.




