10 Contoh Penyimpangan Sosial dalam Bentuk Gaya Hidup

10 Contoh Penyimpangan Sosial dalam Bentuk Gaya Hidup

Seleb | celebrities.id | Rabu, 27 April 2022 - 15:12
share

JAKARTA, celebrities.id - Contoh penyimpangan sosial dalam bentuk gaya hidup umumnya banyak dilakukan oleh anak-anak remaja. Cepatnya proses pertukaran informasi saat ini merupakan salah satu pemicu yang paling utama.

Hal ini mengakibatkan banyak anak-anak muda mengalami berbagai masalah penyimpangan gaya hidup yang terjadi di seluruh dunia. Tindakan kriminal juga sering terjadi saat ini seperti perampokan, pemerkosaan, pembunuhan dan lain sebagainya.

Masalah keluarga dan finansial terkadang melatarbelakangi mengapa orang melakukan penyimpangan tersebut. Disamping itu, gaya hidup semua semaunya saat ini marak meningkatkan pula kasus penggunaan narkotika.

Tidak hanya merugikan diri sendiri, penyimpangan gaya hidup dengan narkoba ini sekarang sudah merusak generasi muda yang mulai terbawa dengan pergaulan bebas.

Dilansir dari berbagai sumber, Celebrities.id, Senin (25/4/2022) telah merangkum contoh penyimpangan sosial dalam bentuk gaya hidup, sebagai berikut.

Contoh Penyimpangan Sosial dalam Bentuk Gaya Hidup

1. Perampokan

Perampokan adalah suatu tindak kriminal dimana sang pelaku perampokan mengambil kepemilikan seseorang/sesuatu melalui cara-cara yang memaksa. Sering disertai atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap seseorang atau kelompok.

2. Pembunuhan

Pembunuhan merupakan suatu tindakan untuk menghilangkan nyawa seseorang dengan cara yang melanggar hukum, maupun yang tidak melawan hukum. Pembunuhan biasanya dilatarbelakangi oleh bermacam-macam motif, seperti politik, kecemburuan, dendam, membela diri, dan sebagainya.

3. Pemerkosaan

Pemerkosaan menurut undang-undang merupakan tindak persetubuhan berdasar ancaman atau kekerasan yang dilakukan pada perempuan yang bukan istri sah. Jadi, menurut KUHP pasal 285, pemerkosaan hanya sebatas tindakan pemaksaan penetrasi penis ke lubang vagina yang dilakukan pria kepada wanita.

4. Penyalahgunaan Narkoba

Penyalahguna merupakan orang yang menggunakan narkotika/narkoba tanpa hak atau melawan hukum. Saat seseorang melakukan penyalahgunaan Narkotika secara terus-menerus, maka orang tersebut akan berada pada keadaan ketergantungan pada Narkotika, baik secara fisik maupun psikis.

5. Perundungan (Bullying)

Melansir dari laman Kemendikbud RI, perundungan/bullying merupakan suatu perilaku tidak menyenangkan baik secara verbal maupun fisik yang membuat seseorang atau kelompok merasa tidak nyaman, sakit hati dan tertekan. Biasanya, perundungan dilakukan oleh perorangan maupun kelompok.

6. Arogansi

Arogan merupakan sebagai sebuah perasaan yang menjadikan seseorang merasa paling hebat (superior) dibanding orang lain. Sifat ini diimplementasikan ke dalam tindakan yang angkuh, congkak, pongah dan suka memaksakan kehendak. Dengan kata lain, arogan adalah sinonim dari sombong, namun juga disertai dengan tindakan fisik.

7. Konsumerisme

Konsumerisme merupakan aliran atau paham yang mengubah perilaku manusia untuk melakukan sebuah kegiatan konsumen atau membeli atau memakai barang- barang secara berlebihan tanpa melihat nilai gunanya.

8. Eksentrik

Gaya hidup eksentrik merupakan tindakan yang dianggap aneh. Semisal anak laki-laki memakai anting atau benda lainnya yang biasa dikenakan wanita. Bisa juga dengan warna yang mencolok atau hiasan yang berlebih dan menarik perhatian.

9. Mental Illness

Mental illness atau yang sering disebut gangguan mental merupakan suatu kondisi dimana seseorang merasakan gejala-gejala yang menyerang fisik maupun psikis dan berkaitan dengan emosi.

Gangguan mental, mulai dari menderita penyakit tertentu sampai mengalami stres akibat peristiwa traumatis, seperti ditinggal mati orang yang disayang, kehilangan pekerjaan, atau terisolasi untuk waktu yang lama

10. Cancel Culture

Cancel Culture merupakan sebuah tindakan yang secara sadar berusaha mengumpulkan dukungan untuk meng-cancel/blocked seseorang jika ia telah melakukan atau menyatakan sesuatu yang ofensif maupun tidak menyenangkan.

Cancel culture juga bisa diartikan budaya memboikot seseorang yang dianggap bermasalah secara massal, seperti saat orang tersebut mengatakan atau melakukan sesuatu yang dianggap tidak pantas atau menyinggung. Praktik pemboikotan massal ini biasanya juga diikuti dengan pemberhentian dukungan kepada orang tersebut.

Topik Menarik