Unik! Tradisi Penyapu Uang Koin saat Mudik Lebaran di Jalur Pantura

Unik! Tradisi Penyapu Uang Koin saat Mudik Lebaran di Jalur Pantura

Seleb | celebrities.id | Rabu, 27 April 2022 - 15:10
share

SUBANG, celebrities.id - Di setiap daerah, selalu ada tradisi unik yang dilakukan masyarakat. Salah satunya bisa dilihat di Jembatan Sewo, Jalan Raya Pantura, perbatasan Kabupaten Subang dan Indramayu, Jawa Barat saat musim mudik tiba.

Berbekal sapu lidi panjang, masyarakat sekitar Jembatan Sewo akan duduk di trotoar maupun bangku yang dibawa sendiri. Sapu lidi tersebut digunakan bukan untuk menyapu jalanan dari kotoran dan sampah. Melainkan untuk menapu koin atau uang yang dilempar pemudik yang melintasi jembatan.

Tidak ada batasan usia untuk bisa mengikuti tradisi unik tersebut. Baik anak-anak, remaja, hingga orang tua tampak duduk di sekitar jembatan dengan sapu bersiap siaga.

Biasanya, para pengendara yang dalam beberapa hari terakhir mulai didominasi oleh pemudik itu memang melempari uang koin ke jalan. Baik saat berada di atas jembatan maupun beberapa meter sebelum melintas jembatan. Ketika uang dilempar, warga berebut menyapu uang itu ke pinggir jalan, lalu memungutnya.

"Warga sudah lama melakoni aktivitas ini, sudah sejak Zaman belanda. Saya saja sejak kecil sekitar tahun 1970\'anlah (sudah nyapu koin)," kata Ratni, 53, salah seorang penyapu koin, Rabu (27/4/2022).

Saat musim mudik tiba, pasukan pemburu uang koin itu mengaku memang meraup pendapatan tidak sedikit setiap harinya. Meskipun, untuk melakoni kegiatan tersebut, mereka harus mempertaruhkan keselamatannya.

Risiko tersebut bertambah pada malam hari. Demi menyapu uang di jalan, mereka terkadang tidak menghiraukan kendaraan yang melintas di jalanan.

"Kalau kita berani untuk ke tengah jalan, mungkin dari siang sampai malam itu kita bisa dapat ratusan ribu, ujar teman Ratni.

Sementara itu, Kapolsek Pusakanagara AKP Jusdijahclan mengatakan bahwa pihaknya telah memberikan imbauan terhadap penyapu koin untuk tidak beraktivitas. Hal ini sebagai antisipasi adanya kecelakaan lalu lintas dan kemacetan arus mudik lebaran di Jalur Pantura.

"Memungut koin di jalan ini sudah menjadi budaya mereka, tapi tetap kami imbau agar hal itu tidak dilakukan karena sangat membahayakan keselamatannya dan juga pemudik," tutur Jusdijahclan.

Mitos Jembatan Dihuni Makhluk Halus

Tradisi menyapu koin di Jembatan Sewo sendiri tidak jelas kapan pertama kali dimulai dan siapa yang menginisiasinya. Tidak diketahui pula siapa pengendara dan kapan mereka mulai kebiasaan melempar uang koin di jembatan. Apalagi, warga mengaku tradisi tersebut justru sudah berjalan sejak zaman penjajahan Belanda.

Di sisi lain, ada cerita mistik yang mengikuti aktivitas menyapu koin. Mitosnya, sungai di bawah Jembatan Sewo ada yang menghuni. Sehingga, agar pengendara selamat, mereka harus melemparkan uang.

"Dulu jembatannya masih jelek, sopir membuang uang ke sungai agar selamat tidak diganggu mahluk halus, makanya dinamakan Jembatan Sewo. Cerita mahluk halus ini mulai dari Kuntilanak, Siluman Buaya Putih, sampai cerita tentang Nyai Ronggeng," kata Ratni.

Sebagian warga percaya di antara belasan orang pemegang sapu yang mengais uang di jembatan itu, salah satunya merupakan mahluk halus penghuni jembatan dan sisanya warga sekitar.

Jalur pantura terutama di perbatasan Subang dan Indramayu dari jaman dulu terkenal rawan kecelakaan, termasuk di sekitar Jembatan Sewo.

Warga setempat juga mewanti-wanti para sopir atau pemudik yang melintas tidak bicara serampangan saat melitas Jembatan Sewo.

"Jika tidak percaya lebih baik diam saja, jangan omong macam-macam atau aneh-aneh. Tapi bagi yang percaya dan ingin selamat dari gangguan makhluk halus di situ, biasa melempar uang," tutur warga setempat lainnya.

Mitos jembatan Sewo juga lekat dengan tragedi kecelakaan bus transmigran perintis asal Boyolali, Jawa Tengah pada 11 Maret 1974. Ceritanya, saat itu para transmigran hendak berangkat ke Sumatera Selatan. Nahas, saat melintas di Jembatan Sewo, bus mereka terperosok masuk ke dalam sungai dan terbakar. Sebanyak 67 penumpang dilaporkan tewas dan hanya tiga orang yang selamat, satu diantaranya seorang bayi.

"Untuk menghormati kecelakaan tragis itu, tradisi buang uang koin ke sungai semakin dipercayai. Dari sebelumnya hanya dilakukan warga Indramayu dan Subang saat melintasi jembatan, belakangan tradisi ini diikuti warga lain dari luar daerah yang memercaya mitos tersebut. Dan sekarang tradisi ini sedikit berubah, uang koin tidak dibuang ke sungai tetapi ke pinggir jalan di atas jembatan. Hal ini lah yang kemudian dimamfaatkan masyarakat setempat untuk memungut uang koin yang dibuang itu," kata Ratmi.

Topik Menarik