Aplikasi Rehabilitasi Berhenti Merokok Karya Mahasiswa Surabaya Raih Pendanaan dari Google Indonesia
SURABAYA, iNewsPurwokerto.id – Inovasi teknologi bidang kesehatan karya mahasiswa Surabaya kembali menarik perhatian. Aplikasi Unsmoke yang dirancang sebagai alat bantu berhenti merokok berbasis kecerdasan buatan (AI) dan gamifikasi berhasil meraih pendanaan dari Google Indonesia sebesar Rp140 juta melalui ajang Bangkit Academy yang diumumkan pada Rabu (17/7) lalu.
Program ini merupakan inisiatif kolaboratif antara Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Google, GoTo, dan Traveloka. Tim Unsmoke karya mahasiswa Surabaya ini berhasil meraih posisi lima produk terbaik melalui inovasi Unsmoke dan bersaing dengan 4.650 peserta lainnya.
Karya mahasiswa Surabaya ini terbentuk dari tim lintas universitas yang dipimpin oleh Ivan Sholana, mahasiswa Universitas Telkom Surabaya bersama dua rekannya Muhammad Andi Divangga dan Raihan Romzi Rakhman. Mereka beranggotakan Clarissa Luna Maheswari, Muhammad Farrih Mahabbataka, dan Nathanael Putra Ganata dari Institut Teknologi Sepuluh November, serta Jasmine Asyifania dari Universitas Brawijaya.
Ivan Sholana, yang juga merupakan CEO Unsmoke mengatakan jika Unsmoke hadir dengan membawa visi untuk membantu perokok yang ingin berhenti merokok melalui pendekatan yang lebih personal dan menyenangkan. Ivan menjelaskan bahwa aplikasi ini dikembangkan oleh tim Unsmoke dari mahasiswa Surabaya dengan latar belakang keprihatinan terhadap rendahnya tingkat keberhasilan untuk berhenti merokok.
"Hasil riset menunjukkan peluang keberhasilan berhenti merokok tanpa dukungan eksternal sangat kecil, hanya sekitar 4 – 12 persen," kata CEO Unsmoke Ivan Sholana dalam keterangannya, Rabu (11/12/2024).
"Kami ingin meningkatkan angka ini dengan menciptakan solusi teknologi dengan kolaborasi AI dan konsep permainan yang kompetitif," tambahnya.
Pendekatan AI dan Gamifikasi pada Unsmoke
Menurut Ivan, Unsmoke menggabungkan teknologi AI untuk menyediakan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Aplikasi ini memberikan program berhenti merokok yang disesuaikan dengan tingkat kecanduan masing-masing individu. Selain itu, AI pada Unsmoke juga menganalisis perkembangan pengguna dari sisi kesehatan dan finansial.
"Kami menemukan bahwa dukungan yang tepat sangat penting dalam proses berhenti merokok. Setiap perokok memiliki kondisi dan motivasi yang berbeda beda, contohnya alasan atau motivasi berhenti merokok seperti kesehatan, finansial, atau keluarga. Dengan begitu, dukungan yang dipersonalisasi atau disesuaikan dengan pengguna bisa memberikan hasil yang lebih optimal," jelas Ivan.
Konsep gamifikasi yang terdapat pada Unsmoke, lanjut Ivan memungkinkan pengguna untuk menyelesaikan tantangan-tantangan menarik yang dirancang dapat membantu seseorang berhenti merokok selama proses rehabilitasi berlangsung, seperti batasan merokok harian, latihan pernapasan, dan pencatatan kesulitan yang dihadapi. Ketika berhasil menyelesaikan tantangan, pengguna akan mendapatkan hadiah virtual dan dapat naik level yang harapannya dapat memotivasi pengguna.
"Bagi sebagian besar orang, berhenti merokok mungkin terasa berat dan tidak menyenangkan. Karena itu, kami ingin menjadikannya pengalaman yang lebih menarik melalui pendekatan permainan. Pengguna bisa merasa lebih termotivasi ketika ada tantangan yang menyenangkan dan hadiah yang diberikan saat mereka berhasil," ujar Ivan.
Dukungan dari Kalangan Medis
Dr. Zain Budi Syulthoni, Sp.KJ. dan Dr. Atina Irani Wira Putri, Sp.PD. Foto: Istimewa
Dalam pengembangannya, aplikasi Unsmoke melibatkan kontribusi penting dari sejumlah profesional medis yang memberikan masukan terhadap pendekatan dan solusi yang dihadirkan pandangan dari para ahli ini memperkuat tujuan Unsmoke dalam menghadirkan dukungan bagi perokok yang ingin berhenti, khususnya di Indonesia, yang memiliki prevalensi merokok tinggi.
Dr. Zain Budi Syulthoni, Sp.KJ., psikiater di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan, mengungkapkan bahwa aplikasi ini sangat relevan dengan tantangan besar di Indonesia, yang merupakan negara dengan proporsi perokok pria tertinggi di dunia—mencapai 71,4 persen dari total populasi pria.
"Secara keseluruhan, perokok di Indonesia mencakup 70,5 persen dari populasi, yang menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah perokok tertinggi secara global," ujar Dr. Zain. Menurutnya, aplikasi seperti Unsmoke dapat berkontribusi signifikan dalam mengurangi angka ini.
Lebih lanjut, Dr. Zain menjelaskan bahwa kecanduan rokok berhubungan dengan reward system atau sistem penghargaan di otak, di mana kebiasaan merokok mengaktifkan sistem tersebut melalui stimulus negatif.
"Pendekatan gamifikasi di Unsmoke memberikan alternatif positif bagi pengguna, sehingga mereka dapat menggantikan dorongan negatif merokok dengan pencapaian yang lebih sehat dan konstruktif," ujarnya, seraya menambahkan bahwa konsep ini memiliki potensi kuat untuk mengubah pola pikir pengguna dalam menghadapi kecanduan.
Sedangkan dari perspektif medis lainnya, Dr. Atina Irani Wira Putri, Sp.PD., seorang internis sekaligus pengajar di Fakultas Kedokteran dan Kesehatan ITS Surabaya, turut mengapresiasi inovasi Unsmoke. Ia menilai bahwa konsep avatar paru-paru dan gamifikasi yang dihadirkan memberikan pengalaman interaktif bagi pengguna yang tidak hanya mendukung proses berhenti merokok, tetapi juga dirancang dengan perencanaan yang matang.
"Unsmoke telah mempertimbangkan aspek waktu dan metode yang tepat, menjadikannya relevan dan efektif bagi pengguna dari berbagai kalangan," kata Dr. Atina.
Salah satu pengguna Unsmoke, Reza Putra (21), berbagi pengalamannya menggunakan aplikasi ini. Menurutnya, Unsmoke membantu dirinya memantau jumlah rokok yang ia konsumsi setiap harinya, terutama ketika dirinya tidak sadar berapa banyak yang sudah dihisap, misalnya ketika ada teman yang menawarkan. Selain itu, fitur perhitungan biaya membuat dirinya menjadi lebih bijak, karena dirinya bisa melihat berapa banyak uang yang sebenarnya dihabiskan untuk rokok.
"Tampilan aplikasi yang menarik dan konsep gamifikasinya membuat proses berhenti merokok terasa lebih menyenangkan dan ada elemen hiburan di dalamnya. Fitur latihan pernapasan juga sangat membantu, terutama saat keinginan merokok muncul, karena menjadi cara efektif untuk mengalihkan perhatian." ujar Reza, salah satu pengguna Unsmoke yang sedang berjuang untuk berhenti merokok.
Tim Unsmoke berharap aplikasi ini bisa membawa dampak positif bagi masyarakat luas, khususnya dalam mendukung upaya pemerintah untuk menurunkan angka perokok di Indonesia. Visinya adalah menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan mendorong masyarakat Indonesia, terutama generasi muda untuk hidup bebas dari rokok.