Bus Rombongan Anak TK Terbakar di Jalan, Ini Harus Diperhatikan saat Pilih Bus Pariwisata

Bus Rombongan Anak TK Terbakar di Jalan, Ini Harus Diperhatikan saat Pilih Bus Pariwisata

Otomotif | inews | Jum'at, 25 Oktober 2024 - 08:11
share

JAKARTA, iNews.id - Sebuah bus terbakar di Jalan Tol Wiyoto Wiyono, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (24/10/2024) pagi. Bus tersebut membawa rombongan anak Taman Kanak-kanak (TK) berjumlah 58 orang.

Bus ditumpangi siswa TK ini berangkat dari Cikeas, Kabupaten Bogor, menuju Pondok Gede, Bekasi, dan lanjut ke Ancol, Jakarta Utara. Anak-anak TK tersebut dikatakan hendak latihan manasik haji dan berwisata.

Namun, di tengah perjalanan terjadi masalah pada AC karena tidak terasa dingin. Saat sopir melakukan pengecekan, muncul percikan api yang menjadi awal dari terjadinya kebakaran yang melahap seluruh bagian bus.

Belajar dari insiden tersebut, sebaiknya lebih teliti dalam memilih bus pariwisata agar selamat sampai tujuan dan kembali pulang. Pengamat Transportasi sekaligus Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Djoko Setijowarno memberikan sejumlah saran yang bisa jadi panduan dalam memilih bus pariwisata.

“Untuk penyewa bus pariwisata diimbau, pertama untuk dapat memastikan kendaraan yang disewa laik jalan secara administrasi. Caranya dengan melakukan cek uji KIR, yaitu dengan scan barcode yang ditempel di kaca depan bus. Hasil scan langsung masuk sistem E-Blue. Kedua, memperhatikan istirahat pengemudi,” kata Djoko saat dihubungi jurnalis iNews.

Kondisi sopir bus menurut Djoko harus diperhatikan karena ini bisa menentukan keselamatan penumpang. Meski untuk program satu hari berwisata, dia menyarankan sebaiknya ada dua pengemudi dalam satu armada.

Selain itu, Djoko juga mengingatkan kepada penyewa bus pariwisata untuk tak tergiur dengan harga murah. Ini dapat menunjukkan kualitas bus tidak berada dalam kondisi yang baik.

“Penyewa bus pariwisata sering menghendaki harga sewa yang murah terkait dengan ketersedian anggaran yang terkumpul. Namun, masyarakat yang mau berwisata juga harus disadarkan jika keselamatan menjadi hal yang sangat penting dalam berperjalanan,” katanya.

Djoko juga meminta pemerintah melakukan program Risk Journey Assessment (penilaian risiko perjalanan) ke pengusaha angkutan wisata. Ini diyakini dapat menekan angka kecelakaan di kawasan wisata karena petugas akan memperhatikan kualitas bus yang digunakan, terutama pada medan jalan yang curam.

Topik Menarik