Merek Jerman Keok? VW, Mercedes, BMW Terancam Bangkrut?

Merek Jerman Keok? VW, Mercedes, BMW Terancam Bangkrut?

Otomotif | sindonews | Sabtu, 19 Oktober 2024 - 13:34
share

Industri otomotif Jerman berada di persimpangan jalan. Mereka harus beradaptasi dengan cepat dengan perubahan pasar dan teknologi untuk mempertahankan posisinya sebagai pemimpin dalam industri otomotif global. Jerman, yang lama dikenal sebagai rumah bagi mobil-mobil bermesin pembakaran internal (ICE), kini menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan relevansi di era elektrifikasi.

Beberapa produsen mobil besar Jerman, seperti Volkswagen, Mercedes-Benz Group, dan BMW, telah mengeluarkan peringatan profit dalam beberapa pekan terakhir. Mereka menyebut melemahnya ekonomi dan lesunya permintaan di China, pasar mobil terbesar di dunia, sebagai faktor penyebabnya.

Tantangan Berlapis bagi Industri Otomotif Jerman

Selain perlambatan ekonomi global, industri otomotif Jerman juga dihadapkan pada sejumlah tantangan lain. Berikut beberapa diantaranya: 1. PHK besar-besaran dan penutupan pabrik di Volkswagen: Raksasa otomotif Jerman ini dilaporkan akan melakukan PHK besar-besaran dan menutup beberapa pabrik di Jerman.

2. Berakhirnya subsidi mobil listrik di Jerman: Pemerintah Jerman telah menghentikan program subsidi mobil listrik pada akhir tahun lalu.

3. Kegagalan Jerman mencegah tarif Uni Eropa pada EV Cina: Jerman gagal meyakinkan negara-negara anggota Uni Eropa lainnya untuk menolak pengenaan tarif pada kendaraan listrik (EV) impor dari Cina.

4. Persaingan ketat dari produsen mobil Cina: Produsen mobil Cina semakin kompetitif, baik di pasar domestik maupun global, dengan menawarkan EV dengan harga yang lebih terjangkau.

Apakah Label "Made in Germany" Mulai Luntur?
Merek Jerman Keok? VW, Mercedes, BMW Terancam Bangkrut?

Situasi ini menimbulkan kekhawatiran bahwa label "buatan Jerman" yang identik dengan kualitas tinggi mulai kehilangan daya tariknya di era mobil listrik.

"Saya percaya label kualitas Jerman secara umum masih berlaku, tetapi itu tidak cukup karena dunia otomotif berubah dengan cepat," kata Rico Luman, ekonom senior di ING, kepada CNBC.

Luman menambahkan, "pertanyaannya adalah apakah produsen mobil Jerman berhasil menyesuaikan portofolio produk mereka, mengubah organisasi mereka, dan meningkatkan produktivitas dengan cukup cepat untuk mempertahankan status dan relevansi yang mereka miliki selama beberapa dekade?".

Peran Pemerintah Jerman

Pemerintah Jerman, yang dipimpin oleh Kanselir Olaf Scholz, mengatakan sedang mempertimbangkan cara untuk mendukung Volkswagen melalui periode penghematan biaya tanpa menutup pabrik di Jerman. Menteri Ekonomi Robert Habeck menyebut Volkswagen memiliki "kepentingan sentral" bagi negara itu.

Optimisme dari ACEA

Sigrid de Vries, direktur jenderal Asosiasi Produsen Mobil Eropa (ACEA), menyatakan optimismenya terhadap kemampuan industri otomotif Jerman untuk beradaptasi dengan era elektrifikasi.

“Mereka memiliki teknologi dan produk yang sangat bagus dan menarik untuk ditawarkan, dan jangan remehkan nama dan ketenaran loyalitas merek," kata de Vries.

Beberapa produsen mobil telah meluncurkan EV berbiaya rendah untuk mendorong permintaan dan merebut kembali pangsa pasar yang sekarang dipegang oleh merek China. BMW, misalnya, memperkenalkan dua model Mini listrik murah di Paris Motor Show.

Baca Juga: Raksasa Otomotif Jerman VW Bakal PHK 15 Ribu Karyawan

Akselerasi Elektrifikasi Tetap Penting

Julia Poliscanova, dari Transport & Environment, mengatakan bahwa memperlambat elektrifikasi bukanlah jawaban atas tantangan yang dihadapi industri otomotif Jerman.

"Industri Jerman dan beberapa produsen mobil seperti Volkswagen memang memiliki masalah serius secara global. Yang saya tidak percaya adalah bahwa ini semua disebabkan oleh peraturan Eropa dan elektrifikasi. Ini jauh lebih besar dari itu," kataPoliscanova.

Topik Menarik