Motor India Masuk ke Indonesia Dijual Murah padahal Impor, Jawabannya Bikin Produsen Lokal Nangis

Motor India Masuk ke Indonesia Dijual Murah padahal Impor, Jawabannya Bikin Produsen Lokal Nangis

Berita Utama | inews | Senin, 7 Oktober 2024 - 18:13
share

JAKARTA, iNews.id - Brand sepeda motor asal India ikut meramaikan pasar otomotif Indonesia. Meski diimpor langsung dari negara asalnya, motor tersebut dijual dengan harga murah hingga membuat produsen lokal nangis. 

Kok bisa? Head of Marketing TVS Indonesia, Ryan Rahadian mengungkapkan, alasan motor-motor asal India punya harga lebih terjangkau. Dia menjelaskan hal tersebut karena harga motor di India sudah terlampau murah.

Dia menjelaskan pajak sepeda motor di India tak sebesar di Indonesia, sehingga tidak membebani harga kendaraan. Kemudian, tenaga kerja dan material juga diambil dari negeri sendiri.

"Ya, kalau di India, selain pajak, memang kompetisinya ya. Sebab, bahan produk, man power dan lainnya serba lokal. Enggak ada yang dari luar," ujar Ryan kepada wartawan di sela-sela konferensi pers IMOS 202, Jakarta Selatan, belum lama ini.

Dia menerangkan pemerintah India sangat memgapresiasi brand lokal maupun produsen yang melakukan produksi di dalam negeri. Caranya dengan tidak membebani pajak tinggi.

"Ngomongin India, semua brand lokal tuh sangat diapresiasi. Jadi kompetisinya membeli kualitas dengan harga aslinya. Kemudian pajak barang mewahnya mungkin cuma di-cc berapa gitu, ada ketentuan. Di India malah moge banyak berdebu di pinggir jalan kayak enggak ada harganya," kata Ryan.

TVS Masih Bertahan

Nama TVS memang tidak sebesar pabrikan lain. Tapi, brand ini memiliki peminat sendiri yang membuatnya masih bertahan di Tanah Air.

Dalam berjualan di Indonesia, TVS menawarkan lini model yang cukup lengkap. Selain skuter matik, mereka juga memasarkan motor bebek, motor naked, motor retro, motor hobi, hingga motor listrik. Bahkan, seluruh model sudah dirakit secara completely knock down (CKD) di pabrik Karawang, Jawa Barat.

Ryan mengungkapkan ada dua model motor TVS yang diminati konsumen Indonesia. Bahkan, keduanya menyumbang lebih dari separuh total penjualan TVS di Tanah Air.

"Kalau jagoannya ada dua, matiknya Callisto yang 110 dan 125 masih menjadi andalan. Kemudian ada TVS Ronin. Dua backbone itu jadi kesukaan konsumen domestik," kata Ryan.

Dia membeberkan kontribusi Callisto dan Ronin bisa mencapai ratusan unit setiap bulan. Bahkan, penjualannya sudah merata ke beberapa wilayah di Indonesia, tak hanya Pulau Jawa.

"Callisto sendiri (berkontribusi) di angka 100-120 unit sebulan, Ronin 80-100 unit (sebulan) average-nya. Konsentrasinya bukan di Jawa saja, tapi sudah tersebar ke Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera. Jadi sudah merata," ujarnya.

Ryan menyebutkan pabrik TVS di Karawang tak hanya difungsikan untuk memenuhi kebutuhan domestik, tapi juga keperluan ekspor. Bahkan, pengiriman ke luar negeri lebih diprioritaskan dengan perbandingan persentase lebih besar.

"Kita kirim motor ke Afrika, Amerika Latin dan ASEAN kayak Filipina, Vietnam dan Laos. Afrikanya kayak Burkina Faso, Azerbaijan dan lain-lain. Kalau Amerika Latin ada Kolombia dan Argentina," katanya.

Topik Menarik