Perbedaan Mobil Hybrid, Plug-in Hybrid dan BEV, Ini yang Bisa Diisi Bensin dan Listrik

Perbedaan Mobil Hybrid, Plug-in Hybrid dan BEV, Ini yang Bisa Diisi Bensin dan Listrik

Otomotif | inews | Kamis, 29 Agustus 2024 - 07:28
share

JAKARTA, iNews.id - Elektrifikasi diyakini menjadi mobilitas masa depan di seluruh dunia. Itu tidak terbatas pada mobil listrik berbasis baterai (BEV), tapi juga mobil hybrid (HEV) dan plug-in hybrid (PHEV). Namun, banyak yang belum paham mengenai perbedaan ketiga model mobil elektrifikasi tersebut.

Seperti diketahui, saat ini pemerintah menggaungkan penggunaan mobil listrik dengan memberikan sejumlah insentif. Di sisi lain, masyarakat terutama di daerah masih ragu beralih ke BEV. Pilihannya untuk kepraktisan dan efisiensi bahan bakar mereka memilih membeli mobil hybrid.

Ini dapat dilihat penjualan kendaraan elektrifikasi (Xev) Toyota pada Januari-Juli 2024 mencapai 22.721 unit, meningkat 52 persen dari 14.936 unit pada periode yang sama 2023.

Tujuan utama mobil hybrid dan listrik sama, yakni menekan emisi. Perbedaannya, mobil hybrid masih menggunakan bahan bakar minyak (BBM) sebagai sumber daya utama, BEV tidak.

Lantas apa perbedaan kendaraan elektrifikasi HEV, PHEV, dan BEV, berikut ulasannya.

1. Mobil Listrik (BEV)

Mobil EV menjadi populer karena diklaim bebas emisi gas buang. Sebab, mobil ini tidak mesin konvensional yang menggunakan bahan bakar minyak sebagai sumber tenaga. Sebagai pengganti bahan bakar minyak, mobil listrik menggunakan baterai sebagai sumber tenaga utama.

Perlu diingat bahwa makin tinggi kecepatan mobil, maka makin tinggi pula konsumsi sumber tenaganya. Mobil akan lebih cepat kehabisan daya jika dipacu dalam kecepatan tinggi secara terus-menerus. Mobil listrik murni sejauh ini masih lebih cocok digunakan untuk kendaraan sehari-hari di dalam kota.

2. Mobil Hybrid (HEV)

Untuk memahami perbedaan mobil hybrid dan listrik, perlu memahami seluk-beluk mobil hybrid secara mendalam. Gagasan untuk merancang mobil hybrid sudah ada sejak lama.

Jika mobil listrik mengandalkan sumber energi eksternal (listrik murni), maka sumber tenaga hybrid justru berasal dari dalam mesin. Mobil hybrid mendapatkan sumber tenaga dari proses pengolahan sisa putaran bahan bakar mobil ditambah dengan energi dari motor listrik.

Meski masih memanfaatkan proses pembakaran di dalam mesin untuk menggerakkan mobil, mobil hybrid diklaim mampu mengurangi polusi udara. Mengingat, mobil ini dapat melaju dengan motor listrik sepenuhnya tanpa memanfaatkan mesin konvensional jika baterai terisi penuh.

Perbedaan kunci lainnya antara keduanya adalah jarak tempuh. Secara umum, mobil hybrid akan memiliki jarak tempuh yang lebih jauh daripada mobil listrik murni. Adanya mesin pembakaran internal memungkinkan mobil hybrid untuk mengisi bahan bakar di SPBU konvensional yang mudah ditemukan.

3. Mobil Plug-in Hybrid (PHEV)

Pengembangan hybrid menghasilkan inovasi baru bernama plug-in hybrid. Mobil jenis ini mampu menyalurkan energi yang dihasilkan motor listrik tanpa harus menunggu proses pengolahan sisa putaran bahan bakar mobil.

Plug-in hybrid dibagi menjadi dua jenis, yaitu plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) dan extended range electric vehicle (EREV).

PHEV mengombinasikan motor listrik dan bahan bakar sebagai sumber tenaga sehingga pengendara bisa memilih sumber tenaga apa yang ingin digunakan saat mengendarai mobil. Sementara itu, EREV mengandalkan motor listrik sebagai sumber tenaga utama mobil.

Topik Menarik