Intip Gaji Sopir PO Haryanto, Rian Mahendra: Alhamdulillah Ada yang Sampai Bisa Beli Mobil
JAKARTA, iNews.id - Perusahaan otobus (PO) Haryanto saat ini menjadi perhatian masyarakat. Ini setelah kasus pemecatan Rian Mahdenra dari kursi direktur operasional perusahaan oleh sang pemilik sekaligus ayahnya, Haji Haryanto, viral di media.
Dalam beberapa kesempatan Rian Mahendara mengatakan, selama mengabdi di perusahaan salah satu yang menjadi perhatian utamanya adalah bagaimana menyejahterakan kru dan karyawan. Termasuk sopir yang menjadi ujung tombak perusahaan.
Dalam setiap obrolan, enggak pernah ada ucapan gua ingin memperkaya diri sendiri. Tapi, bagaimana karyawan bia hidup sejahtera. Saat ini, alhamdulillah banyak di antara mereka sampai bisa beli mobil sendiri, ujar Rian, saat berbincang dengan penggemarnya dalam live Instagram.
Terkait dengan berapa gaji sopir di PO Haryanto? Beberapa waktu sebelumnya, Rian mengungkapkan, rata-rata sopir bus di PO Haryanto mendapat Rp250 ribu PP (Pulang-Pergi) dan uang makan Rp40.000. Biasanya, dalam satu pekan itu ada tiga sampai empat kali PP, jadi pendapatan mereka adalah Rp3.480.000 sampai Rp4.640.000.
Namun, itu belum belum termasuk bonus atau kursi CB dan CD yang dapat disewakan ke penumpang jika kondisi bus penuh, termasuk pembagian harga paket. Bila dijumlah pendapatan sopir bus di PO Haryanto bisa mencapai Rp12 jutaan per bulan.
Mantan sopir PO Haryanto yang saat ini pindah ke PO Kencana, Ibu Yayuk mengakui dari mengemudi bus dirinya bisa menyelesaikan kuliah anak dan membeli mobil. Saat di PO Haryanto, dia berpartner dengan suaminya.
Sebulan saya bisa 12 kali PP, jadi ditotal sama suami itu 24 kali PP. Itu hitungannya sudah Rp6 juta. Kalau untuk keperluan rumah itu dari suami saya, yang dia dapet dari paketan itu dibelikan beras. Kalau saya bayar cicilan, ya masih ada sisa-sisa sedikit untuk nabung. Alhamdulillah bisa kebeli Xenia seken, ujar Yayuk dalam unggahan video di kanal YouTube PO Haryanto Official.
Di sisi lain, pendapatan tiket bus PO Haryanto sebagian disisihkan untuk sodakoh anak yatim piatu dan kaum dhuafa. Sang pemilik menilai perusahaan yang dijalankannya sebagai ladang ibadah.