Sejarah Pencak Silat PSHT, Induk Organisasi dan Tujuan Lengkap
JAKARTA -Sejarah pencak silat PSHT atau Persaudaraan Setia Hati Teratemenarik untuk disimak. Karena hal ini berkaitan dengan seni bela diri yang berasal dari Indonesia dengan pernah mengikuti berbagai ajang kompetisi baik di dalam maupun di luar negeri.
Seperti diketahui Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) merupakan sebuah induk organisasi cabang olahraga pencak silat yang didirikan oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo pada tahun 1922.
Sejarah Pencak Silat PSHT
PSHT bertujuan untuk mendidik manusia agar menjadi pribadi yang berbudi luhur, mengetahui apa yang benar dan yang salah.
Sebelum berdirinya PSHT semula dinamakan Setia Hati Pemuda Sport Club (SH PSC) yang berbentuk organisasi. Namun pada saat kongres pertama Madiun pada 25 Maret 1951 resmi berganti nama menjadi Persaudaraan Setia Hati Terate.
Lebih lanjut PSHT pun juga salah satu organisasi yang turut berkontribusi dalam membangun Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) pada 18 Mei 1948. Sejauh ini PSHT sudah diikuti oleh tujuh juta anggota, cabangnya mencapai 236 pada kabupaten atau kota di Indonesia.
Sejumlah 10 pada komisariat Perguruan Tinggi dan 10 komisariat di luar negeri antara lain ada Malaysia, Belanda, Rusia (Moskwa), Timor Leste, Hongkong, Korea Selatan, Jepang, Belgia, dan Prancis.
Ada sederet tokoh perintis yang sejauh ini telah membuat PSHT berkembang pesat atas jasa dan kontribusinya. Mereka adalah RM Soetomo Mangkudjojo, Santoso Kartoatmodjo, Irsyad, RM. Imam Koesoepangat dan KRT Tarmadji Budi Harsono, SE.
Sederet tokoh tersebut rupanya telah membuat PSHT merasakan kemajuan yang begitu baik. Bahkan dibalik itu telah diciptakan AD-ART, dibangunnya yayasan.
PSHT bisa membuka banyak cabang, berdirinya padepokan, sebagai pusat kegiatan PSHT, diadakan koperasi yang kini akan diperluas melibatkan semua anggota di seluruh cabang, dan terkenalnya PSHT melalui berbagai kompetisi.
Seiring perkembangannya waktu dibawah kendali kepengurusan baru oleh pimpinan M. Taufiq SH., MSc dengan periode 2016 hingga 2021 sudah merencanakan strategis dengan berbagai pedoman jitu di setiap pengurus pada semua tingkatan.
Berbeda dari sebelumnya, dalam kepengurusan itu terdapat perubahan yang signifikan mulai dari struktur dan meluasnya wawasan dalam pengabdian masyarakat serta tak lupa harus bisa menbangun program rutin.