3 Petinju Terhebat yang Bangkrut Setelah Pensiun dari Bertinju

3 Petinju Terhebat yang Bangkrut Setelah Pensiun dari Bertinju

Olahraga | sindonews | Minggu, 1 Desember 2024 - 20:03
share

Inilah 3 petinju terkenal yang bangkrut setelah pensiun yang salah satunya pernah menjadi juara dunia tinju kelas berat termuda. Ketiga petinju yang pernah bangkrut setelah pensiun dari bertinju adalah Mike Tyson, Evander Holyfield dan Sugar Ray Leonard.

Meskipun dunia tinju memberikan popularitas dan penghasilan besar, tidak semua petinju mampu mempertahankan kekayaan mereka setelah pensiun. Beberapa di antara mereka malah berakhir dalam kondisi keuangan yang menyedihkan. Berikut adalah tiga petinju terkenal yang bangkrut setelah pensiun dari dunia tinju.

1. Mike Tyson Ya, Mike Tyson adalah salah satu petinju terhebat dalam sejarah tinju, dikenal dengan julukan "Iron Mike". Pada puncak kariernya, Tyson menghasilkan lebih dari USD300 juta dari berbagai pertandingan dan sponsor. Namun, setelah ia pensiun pada tahun 2005, Tyson mengalami sejumlah masalah pribadi dan keuangan yang serius.

Tyson juga terjerat dalam berbagai masalah hukum, termasuk penjara karena kasus pemerkosaan. Selain itu, dia menghabiskan uangnya untuk gaya hidup yang mewah, termasuk membeli rumah mewah, mobil-mobil mahal, dan hewan peliharaan eksotis seperti singa putih.

Keputusan-keputusan keuangan yang buruk, ditambah dengan manajemen yang kurang baik, membuat Tyson bangkrut pada tahun 2003. Dia mengajukan kebangkrutan dengan utang mencapai sekitar USD23 juta.Setelah bangkrut, Tyson mulai merestrukturisasi hidupnya dan menemukan kembali stabilitas finansial melalui pekerjaan di dunia hiburan, termasuk penampilan di film dan menjadi pembicara motivasi.

2. Evander Holyfield Sosok Evander Holyfield, juara dunia tinju kelas berat empat kali, dikenal dengan julukan "The Real Deal". Pada puncak kariernya, Holyfield menghasilkan lebih dari USD200 juta. Namun, setelah pensiun dari tinju pada awal 2000-an, Holyfield mengalami kesulitan keuangan yang serius.

Holyfield sering kali menghabiskan uang untuk gaya hidup mewah, termasuk membeli rumah besar dan berbagai barang mahal. Ia juga mengeluarkan banyak uang untuk merawat kesehatan dan kebugarannya setelah pensiun.

Keputusan-keputusan finansialnya yang buruk, serta sejumlah permasalahan hukum, berkontribusi pada kebangkrutan yang ia alami pada tahun 2012. Salah satu penyebab utamanya adalah pengelolaan keuangan yang buruk, ditambah dengan biaya pemeliharaan rumah dan gaya hidup yang tidak sesuai dengan penghasilannya pasca-pensiun.

Pada tahun 2012, Holyfield menjual rumahnya yang megah, yang sebelumnya merupakan tempat tinggal keluarganya selama bertahun-tahun. Meskipun demikian, Holyfield terus mencari cara untuk mendapatkan penghasilan, termasuk menjadi komentator tinju dan berpartisipasi dalam kegiatan amal.

3. Sugar Ray Leonard Nama Sugar Ray Leonard menjadi salah satu legenda tinju yang dikenal karena kemampuannya dalam bertarung dan berbagai gelar juara dunia yang ia raih. Leonard adalah salah satu petinju dengan penghasilan terbesar di era 1980-an, dengan total kekayaan yang diperkirakan mencapai lebih dari USD120 juta selama kariernya. Namun, meskipun menjadi ikon tinju, Leonard tidak bisa menjaga kekayaannya setelah pensiun.

Setelah pensiun pada tahun 1997, Leonard menghadapi masalah keuangan yang cukup serius. Dia menghabiskan banyak uang untuk gaya hidup mewah, termasuk mobil-mobil mewah, rumah besar, dan barang-barang mahal lainnya. Selain itu, Leonard juga terlibat dalam beberapa investasi yang gagal, seperti bisnis yang tidak menguntungkan dan kegagalan finansial dari usaha-usaha lain.

Pada awal 2000-an, Leonard mengungkapkan bahwa ia mengalami kebangkrutan setelah sebagian besar kekayaannya habis akibat keputusan-keputusan finansial yang buruk. Meskipun demikian, Leonard tetap aktif di dunia tinju dengan menjadi komentator dan menghadiri berbagai acara terkait tinju.

Kasus kebangkrutan yang dialami oleh petinju-petinju ini menggambarkan betapa pentingnya pengelolaan keuangan yang bijaksana, terutama bagi mereka yang memiliki pendapatan tinggi namun berisiko menghabiskan uangnya dengan cepat. Meski mereka pernah mencapai puncak kejayaan dan kemewahan, keputusan-keputusan yang buruk di luar ring tinju dapat berakibat fatal pada keuangan mereka. Namun, sebagian besar dari mereka terus berusaha untuk bangkit, dengan mencari peluang lain di luar dunia tinju untuk menghidupi diri mereka setelah pensiun.

Topik Menarik