Asprov PSSI Maluku Tunda Liga 3 Hingga Januari 2025
AMBON, iNewsAmbon.id - Asosiasi Provinsi (Asprov) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Maluku memutuskan untuk menunda pelaksanaan kompetisi Liga 3 putaran provinsi hingga Januari 2025.
Ketua Asprov PSSI Maluku, Sofyan Lestaluhu, mengungkapkan bahwa fokus saat ini adalah menyeleksi tim kelompok umur untuk menghadapi kompetisi Soeratin nasional yang akan digelar pada Desember 2024.
"Kami sedang mempersiapkan tim terbaik untuk kompetisi Soeratin. Selain itu, penundaan ini memberi kesempatan kepada klub-klub calon peserta Liga 3 untuk mempersiapkan tim mereka secara lebih matang," ujar Sofyan di Ambon.
Sofyan menambahkan bahwa sejumlah tim di Maluku telah memulai persiapan intensif untuk menyambut Liga 3. Dalam upaya menghadapi putaran nasional, Asprov PSSI Maluku terus meningkatkan kualitas kompetisi, termasuk perangkat pertandingan.
"Kualitas perangkat pertandingan menjadi perhatian utama kami. Mereka yang bertugas di Liga 3 harus profesional, karena ini berkaitan langsung dengan kepercayaan klub kepada federasi," katanya.
Liga 3 Maluku terbuka untuk semua klub dan Sekolah Sepak Bola (SSB) di Maluku. Pendaftaran dilakukan melalui Asprov PSSI Maluku, sedangkan registrasi pemain dilakukan secara daring melalui sistem SIAP PSSI.
Setiap klub diwajibkan mematuhi regulasi yang ditetapkan PSSI. Pelatih utama harus memiliki Lisensi B, sedangkan asisten pelatih minimal Lisensi C. Selain itu, pelatih dan ofisial wajib berstatus Warga Negara Indonesia (WNI).
Format kompetisi akan disesuaikan dengan jumlah tim peserta. Format grup akan digunakan jika terdapat minimal enam tim yang terdaftar.
Sofyan berharap Liga 3 Maluku dapat menjadi ajang untuk melahirkan klub dan pemain-pemain potensial yang mampu bersaing di level nasional.
"Kami berharap kompetisi ini bisa menjadi ajang pembinaan generasi muda, memajukan sepak bola di Maluku, dan melahirkan talenta-talenta yang berprestasi di tingkat nasional," tuturnya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa Liga 3 bukan sekadar kompetisi tentang menang atau kalah, tetapi juga menjadi wadah pembelajaran, evaluasi, dan pengembangan ekosistem sepak bola di Maluku.
"Jika dilaksanakan secara konsisten, ini akan memberi ruang bagi pemain, pelatih, wasit, dan seluruh pihak untuk tumbuh bersama," pungkas Sofyan.