Inilah Sosok Koreografer dan Konseptor di Balik Tarian Kolosal Nusantara Pembukaan MotoGP Mandalika
JAKARTA , iNewsMuria - Momen yang menakjubkan terjadi di Pertamina Mandalika International Street Circuit pada Minggu, 29 September 2024, ketika sebanyak 250 penari dari Nusa Tenggara Barat (NTB) menampilkan tarian Kreasi Nusantara. Mereka menyuguhkan atraksi budaya megah sesaat sebelum balapan dimulai pada seri MotoGP Pertamina Grand Prix of Indonesia 2024. Tarian ini menjadi simbol harmoni dan keanekaragaman budaya Indonesia, menyatukan unsur-unsur dari Sabang sampai Merauke dalam gerakan yang indah dan penuh makna.
Tahun ini, gelaran tarian kolosal tersebut lebih besar dari tahun sebelumnya. Jika pada 2023 hanya melibatkan 150 penari, kini jumlahnya meningkat menjadi 250, mencerminkan betapa besar apresiasi terhadap budaya Indonesia di pentas internasional seperti MotoGP.
Di balik suksesnya penampilan spektakuler ini adalah Harris Nasution, sosok yang tak asing dalam dunia tari kreasi Nusantara. Sebagai koreografer, konseptor, dan sutradara dari pertunjukan tersebut, Harris tidak hanya mengarahkan para penari, tetapi juga menyusun konsep dari awal hingga akhir. Karya besarnya ini memperlihatkan kecintaannya pada budaya Indonesia, yang sudah terasah sejak ia masih duduk di bangku sekolah dasar.
Harris, yang pernah menjadi murid Guruh Soekarno Putra di tahun 1990-an, telah menempuh perjalanan panjang dalam dunia seni tari. Kecintaannya pada tarian tradisional terus membawanya ke panggung-panggung besar, termasuk MotoGP Mandalika. Melalui gelaran ini, ia berharap dapat memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia.
"Tarian ini menggambarkan keanekaragaman budaya Indonesia, Zamrud Khatulistiwa. Para tamu, baik lokal maupun mancanegara, dapat menyaksikan keindahan budaya kita melalui gerak dan ekspresi seni tari," kata Harris, dalam keterangannya, Selasa (1/10/2024).
Penonton di Mandalika disuguhkan berbagai tarian khas dari seluruh Nusantara. Dari gemuruh Gendang Beligh dan Tari Perang yang berasal dari NTB, Tari Gandrung Sasak yang memadukan unsur NTB dan Bali, hingga Tari Bedhaya dari Jawa Tengah, Tari Dayak khas Kalimantan, Reog Ponorogo dari Jawa Timur, dan tari khas Betawi. Setiap tarian memancarkan kekayaan budaya Indonesia, memperlihatkan betapa Indonesia merupakan bangsa dengan keberagaman luar biasa.
Untuk memperkaya pertunjukan, penampilan kolosal tersebut juga dilengkapi dengan atraksi color guard atau permainan bendera. Penampilan Novia Bachmid, yang menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan penampilan Putri Indonesia NTB juga menjadi bagian dari acara pembukaan yang megah ini.
"Indonesia kaya akan suku, budaya, dan tarian. Kami ingin menunjukkan kekayaan ini kepada tamu-tamu internasional yang hadir, serta mengingatkan turis lokal betapa luar biasanya warisan budaya yang kita miliki," ujar Harris.
Harris menjelaskan bahwa untuk mempersiapkan 250 penari dalam waktu yang terbatas, dibutuhkan kerja keras dan dedikasi. Proses ini memakan waktu sekitar satu bulan, yang dimulai dengan pembuatan konsep bersama Injourney Tourism Development Corporation (ITDC), hingga latihan intensif dan pemilihan kostum. Meski latihan inti hanya memakan waktu sekitar enam hari, sisanya dihabiskan untuk gladi resik dan penyempurnaan.
Meskipun sebagian besar penari berasal dari sekolah-sekolah di NTB, beberapa dari Jakarta juga bergabung. Harris bangga melihat semangat dan disiplin para penari yang mampu mengikuti semua instruksi dengan baik, sehingga pertunjukan berjalan sempurna sesuai dengan rencana.
"Saya bersyukur diberi kesempatan untuk memperkenalkan budaya Indonesia melalui tarian kolosal ini. Semoga ini menjadi langkah kecil menuju pengakuan budaya kita di kancah dunia," tutup Harris.
Penampilan ini bukan hanya sebuah pertunjukan tari, tetapi sebuah perayaan besar dari keragaman budaya Indonesia, membawa harum nama bangsa di panggung internasional. MotoGP Mandalika 2024 tidak hanya memanjakan para penggemar balap, tetapi juga mengukir cerita tentang keindahan budaya Nusantara di hati dunia.