4 Fakta Menarik Ragnar Oratmangoen, Winger Timnas Indonesia yang Senang Dengar Azan
BERBAGAI fakta menarik Ragnar Oratmangoen menarik untuk dibahas. Dia menjadi salah satu andalan Timnas Indonesia pada Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Pemain bernama lengkap Ragnar Anthonius Maria Oratmangoen ini adalah pesepak bola professional yang bermain sebagai winger atau gelandang serang di klub Belgia, FCV Dender.
Penyerang berusia 26 tahun itu resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) setelah menjalani sumpah bersama Thom Haye di Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta, Senin (18/3/2024) malam.
Pesonanya yang menawan bersama Timnas Indonesia membuat banyak yang mencari fakta-fakta menarik Ragnar Oratmangoen. Untuk itulah, iNews.id merangkumnya dari berbagai sumber.
4 Fakta Menarik Ragnar Oratmangoen
1. Punya Keturunan Indonesia dari Kakeknya
Ragnar bisa menjadi WNI karena punya darah Indonesia dari kakeknya yang berasal dari Kepulauan Tanibar, Maluku. Kemudian, ayahnya bernama Philip Oratmangoen menikah dengan wanita asli Belanda, Maya Timmers.
Sejak kecil, Ragnar tinggal dan besar di Kota Oss, Belanda. Dia merupakan anak bungsu yang memiliki dua kakak laki-laki.
2. Kakeknya Pernah Jadi Tentara KNIL
Laporan media Belanda BD.NL pada 2021 pernah mengungkap latar belakang kakek Ragnar. Media tersebut menyebut, sang kakek ternyata pernah menjadi tentara Koninklijke Nederlandsch Indische Leger (KNIL) yang merupakan tentara bentukan Hindia Belanda yang didirikan Belanda pada 1830 di Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka, kakek dan nenek Ragnar memutuskan hijrah ke Belanda. Di sana mereka tinggal di daerah Nistelrode, kawasan yang saat itu diperuntukkan untuk orang-orang Maluku.
3. Punya Kerabat Duta Besar RI untuk China
Ragnar kabarnya memiliki hubungan kerabat dengan sejumlah pejabat di Indonesia. Salah satunya adalah dengan Duta Besar Republik Indonesia untuk China dan Rusia, Djauhari Oratmangoen.
Bukan itu saja, Ragnar juga masih memiliki hubungan keluarga dengan musisi bernama Dharma Oratmangoen dan mantan Bupati Maluku Tenggara Barat (kini Kabupaten Kepulauan Tanibar), almarhum S.J Oratmangoen.
4. Menjadi Mualaf Setelah Sering Diajak ke Masjid oleh Sahabat
Ragnar terlahir sebagai seorang Kristiani. Namun, dia memutuskan menjadi mualaf setelah belajar keislaman dari seorang sahabatnya. Dia dan sahabatnya itu sering bertukar pikiran, dan salah satunya soal keyakinan.
Kemudian, sang sahabat sering mengajaknya ke masjid. Di tempat ibadah tersebut, hati Ragnar menjadi tenang dan senang setiap mendengar lantunan azan. Setelah mempelajar soal Islam, akhirnya dia memilih untuk masuk Islam di usia dewasa.
