MilkLife Archery Challenge 2024 Diharapkan Lahirkan Atlet Panahan Potensial di Kudus dan Sekitarnya

MilkLife Archery Challenge 2024 Diharapkan Lahirkan Atlet Panahan Potensial di Kudus dan Sekitarnya

Olahraga | inews | Selasa, 27 Agustus 2024 - 22:43
share

KUDUS, iNews.id –Milklife Archery Challenge 2024 diharapkan melahirkan atlet-atlet panahan potensial di Kudus dan sekitarnya. Ajang ini diikuti oleh 357 peserta dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Dasar (SD) asal Kudus dan beberapa kota di sekitarnya seperti Jepara, Demak, Pati, Grobogan, Rembang hingga Wonogiri. 

Turnamen panahan ini merupakan kolaborasi Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) Kudus dengan Bakti Olahraga Djarum Foundation, MilkLife. Ajang yang menyasar dua Kategori Usia (KU) yakni KU 10 dan KU 12 ini berlangsung pada 22 hingga 25 Agustus 2024 di Supersoccer Arena, Rendeng, Kudus, Jawa Tengah. 

MilkLife Archery Challenge 2024 mempertandingkan tiga kategori perlombaan baik putra maupun putri, yaitu PVC KU 10, PVC KU 12, dan Nasional (Standar Bow) KU 12. Setiap kategorinya terdapat dua nomor pertandingan yakni aduan perorangan dan total beregu. Selain itu, ada pula perebutan gelar juara umum pada kategori Nasional KU 12.

Milklife Archery Challenge 2024 berlangsung pada 22 hingga 25 Agustus 2024 di Supersoccer Arena, Rendeng, Kudus, Jawa Tengah. (Foto: IST)
Milklife Archery Challenge 2024 berlangsung pada 22 hingga 25 Agustus 2024 di Supersoccer Arena, Rendeng, Kudus, Jawa Tengah. (Foto: IST)

Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin mengatakan, penyelenggaraan MilkLife Archery Challenge 2024 bertujuan guna menumbuhkan kecintaan masyarakat Kudus dan sekitarnya terhadap cabang olahraga panahan, khususnya di level pelajar.

“Setelah memasyarakatkan sepak bola putri dan atletik, kini kami mengajak seluruh warga Kudus dan sekitarnya untuk mengenal lebih dalam cabang olahraga panahan,” ujarnya.  

“Meski baru pertama kali, kami bersyukur antusiasme dari guru maupun peserta cukup baik dan melebihi ekspektasi yang awalnya hanya menargetkan 250 peserta. Semoga ini menjadi angin segar yang bisa dikembangkan ke depannya baik dari sisi pembibitan atlet maupun peningkatan prestasi,” tuturnya. 

Di level provinsi, menurut Yoppy, prestasi panahan di Kudus dan sekitarnya masih berada di bawah Solo dan Semarang. Untuk itu, dia berharap dengan digelarnya MilkLife Archery Challenge akan muncul bibit-bibit potensial yang bisa membawa Kota Kudus menorehkan prestasi yang lebih tinggi lagi, tak hanya di level Jawa Tengah namun juga di tingkat nasional. 

“Target tidak terlalu muluk, yang terpenting Kudus bisa memiliki regenerasi pemanah handal. Kami menyiapkan kaderisasi pemanah Kudus secara berjenjang dan berkesinambungan, sehingga bisa menembus tiga besar di provinsi, lalu lanjut ke tingkat nasional. Karena Solo dan Semarang sudah berpuluh-puluh tahun berada di tiga besar tingkat Jawa Tengah,” katanya.

Sementara itu, Direktur Marketing Global Dairi Alami sebagai produsen susu MilkLife, Soegiono mengungkapkan, penyelenggaraan MilkLife Archery Challenge sejalan dengan visi mereka yakni menyehatkan anak Indonesia. 

“Setelah MilkLife Soccer Challenge dan MilkLife Athletics Challenge, kami berkomitmen bergandeng tangan bersama Bakti Olahraga Djarum Foundation untuk menggelar turnamen-turnamen yang positif bagi tumbuh kembang anak. Tak hanya menciptakan kesenangan tapi juga menyehatkan generasi masa depan serta melahirkan calon atlet kebanggaan Tanah Air,” Soegiono memaparkan.

Sebelum menggelar pertandingan, penyelenggara terlebih dulu mengadakan coaching clinic kepada 32 guru olahraga MI dan SD di Supersoccer Arena pada 14 dan 15 November 2023. 

Salah satu anggota 3 Srikandi, Lilies Handayani (peraih medali pertama bagi Indonesia di Olimpiade Seoul 1988) didapuk sebagai pemateri untuk memberi pemahaman mengenai teknik dasar panahan, posisi yang benar sebagai pemanah, bagaimana cara melatih untuk pemula, peralatan panahan, hingga peraturan yang diterapkan dalam olahraga panahan.

“Setelah mengikuti coaching clinic selama dua hari tersebut, para guru kembali ke sekolah dan membentuk tim yang akan berlaga pada MilkLife Archery Challenge,” ucap Vera Eka Wardani, Ketua Pelaksana MilkLife Archery Challenge.
 
“Jadi baik guru maupun anak didik sudah memiliki pemahaman dasar terkait olahraga panahan. Sehingga ketika mengikuti turnamen, mereka bisa mengaplikasikan hal yang sudah dipelajari dan diharapkan mampu mengembangkannya secara lebih baik,” ujar Vera.

Vera melanjutkan, meski bertujuan untuk memasyarakatkan olahraga panahan di Kudus, penyelenggara tetap menerapkan sistem dan peraturan pertandingan di MilkLife Archery Challenge secara profesional sesuai aturan yang berlaku. 

Sedangkan adanya kategori PVC di turnamen ini agar para peserta KU 10 yang merupakan pemula bisa lebih menyesuaikan, karena busurnya ialah bentuk modifikasi dari standar bow, sehingga lebih ringan digunakan.

“MilkLife Archery Challenge mengacu pada World Archery Constitution and Rules tahun 2024. Sehingga peserta tahu dan terbiasa sejak dini dengan rules of the games yang memang berlaku di olahraga panahan,” ujarnya. 

“Setiap siswa hanya boleh mengikuti satu divisi yang diperlombakan agar mereka bisa fokus bertanding. Sementara adanya kategori PVC supaya peserta lebih mudah dalam penggunaan busurnya,” Vera menjelaskan.

Salah satu pelajar bernama Raihan Mehdi WIbowo menyambut baik turnamen ini. Dia sampai datang jauh-jauh dari Grobogan, Jawa Tengah ke Kudus untuk mengikuti ajang ini. Mewakili sekolahnya yakni SDIT Al Firdaus, Raihan turun di nomor Nasional KU 12. Di babak kualifikasi, dia mencatatkan torehan apik dengan menempati posisi 2 besar dengan skor total 662.

“Dari kecil diajak ayah melihat dan main panahan. Habis itu jadi sering berlatih dan ikut kejuaraan. Saya suka panahan karena olahraga ini bisa melatih konsentrasi dan mental. Saya berharap, lomba seperti ini bisa rutin diadakan,” ujar Raihan.

Topik Menarik