Galacticos di Real Madrid Adalah Hal yang Mengubah Cara Memahami Sepak Bola
MADRID - Real Madrid memasuki abad ke-21 di tengah krisis ekonomi. Dengan demikian, meskipun presiden klub Lorenzo Sanz telah memenangkan dua gelar Liga Champions, Ia memasuki pemilihan klub pada Juli 2000 dengan menghadapi pertanyaan tentang situasi keuangan serius yang dialami klub.
Penantangnya kala itu adalah Florentino Perez, seorang pengusaha dari Madrid yang membuat dirinya mulai dikenal Madridistas lima tahun sebelumnya, ketika kalah tipis dalam pemilihan melawan Ramon Mendoza.
Namun, kali ini Florentino punya rencana untuk meningkatkan peluangnya menjadi presiden di Estadio Santiago Bernabeu, dan itu adalah rencana menarik perhatian.
Luis Figo yang saat itu menjadi bintang FC Barcelona dan salah satu pemain terbaik di dunia adalah janji kampanye Florentino Perez.
Selama kampanye, Ia meyakinkan bahwa jika terpilih sebagai presiden klub akan mendatangkan pemain terbaik rival mereka. Ia menambahkan bahwa jika dia gagal melakukannya, maka akan menanggung biaya keanggotaan musim itu untuk semua anggota klub.
Komentar Mauricio Souza usai Persija Menang di HUT ke-97, The Jakmania Bikin GBK Bergejolak
Itu adalah janji yang secara logis berdampak pada akhir pemungutan suara. Florentino menang, dan seminggu kemudian Figo dihadirkan sebagai pemain baru Real Madrid.
Tanpa disadari saat itu, Figo menjadi pemain pertama dari sejumlah pemain yang akhirnya disebut Los Galacticos. Penandatanganan pemain asal Portugal tersebut diikuti setahun kemudian oleh Zinedine Zidane dari Juventus, dan Ronaldo Nazario bergabung dari Inter Milan pada tahun 2002.
Setelah itu ada David Beckham yang diboyong dari Manchester United pada 2003. Seiring dengan pemain lokal yang ada seperti Roberto Carlos, Claude Makelele, serta pemain lokal yakni Iker Casillas, Raul dan Guti, Real Madrid telah membentuk tim yang mengubah paradigm sepak bola internasional.
Jorge Valdano, penyerang legendaris yang memenangkan Piala Dunia bersama Argentina pada 1986 dan sebelumnya berada di Real Madrid sebagai pemain dan pelatih, adalah direktur olahraga pada saat itu.
Baginya, perkembangan terpenting di era Los Galacticos bukanlah di dalam lapangan, melainkan di luar lapangan.
Itu menandai sebelum dan sesudah dalam sejarah sepak bola. Florentino Perez menyadari bahwa sepak bola adalah bisnis untuk pemain bintang, di mana penandatanganan pemain bintang adalah sebuah strategi dan di mana strategi itu tak ternilai harganya. Itu mengguncang dunia dan sejak saat itu, semua klub berusaha membuat dampak melalui pasar dengan cara Real Madrid saat itu, Kata Valdano.
Hasil di bidang prestasi olahraga juga terbukti, yang tidak pernah memenangkan gelar LaLiga Santander sejak musim 1996/97, berhasil mengangkat kembali trofi juara pada musim 2000/01, musim pertama di bawah kepemimpinan Florentino Perez dan sekali lagi pada musim 2022/03, dengan Vicente del Bosque sebagai pelatih.
Selain itu, mereka juga berhasil mengangkat trofi Liga Champions kesembilan, diwarnai dengan tendangan voli ikonik Zidane di final melawan Bayer Leverkusen pada 2002.
Kami baru setengah jalan, dengan Figo dan Zidane yang datang. Namun juara Liga Champions di Glasgow mungkin merupakan puncak dari proyek itu, pungkasnya.










