Jadi Tim Musafir, Arema FC Tak Ingin Bebani Psikologis Pemain dengan Target Tinggi
AREMA FC mencoba realistis dan tidak membebani pemainnya dengan target tinggi di sisa pertandingan Liga 1 musim 2022 - 2023. Faktor psikologis pemain menjadi pertimbangan manajemen dan tim kepelatihan tidak mau ketinggian dalam menetapkan target.
Saat ini Arema FC berada di posisi 12 klasemen sementara dengan torehan 33 poin. Secara kalkulasi di atas kertas target paling realistis hanya bisa masuk ke 8 besar, karena selisih poin dengan peringkat 8 yakni Persebaya Surabaya hanya lima poin.
Tetapi target itu tentu sulit jika Singo Edan tidak mampu meraih kemenangan di tujuh laga sisa. Tetapi misi itu tentu tidak mudah. Apalagi lawan yang dihadapi tim-tim di papan atas seperti Borneo FC, Bali United, Madura United, hingga terakhir melawan Persebaya Surabaya.
Pelatih kepala Arema FC Joko Susilo mengatakan, sejak ditunjuk menjadi pelatih kepala sebenarnya ia menargetkan timnya bisa memenangkan setiap pertandingan sisa yang dijalani. Makanya kini Getuk, sapaan akrabnya mengibaratkan setiap pertandingan yang dijakani adalah partai final.
"Kami ingin selalu menang meski kami tahu nggak mungkin kita bisa memenangkan semuanya. Tapi semua target sekarang harus menang," kata Joko Susilo, ketika dikonfirmasi, pada Sabtu pagi (11/3/2023).
Tetapi hal itu memang diakui cukup berat, ia mengakui kondisi psikologis pemain terdampak karena harus meninggalkan jauh keluarga yang ada di Malang, karena harus menjalani pertandingan kandang serasa tandang sebagai tim musafir, akibat hukuman Komisi Disiplin (Komdis) PSSI pasca tragedi Kanjuruhan.
"Sekarang ini tetap psikologis pemain kami juga pekerjaan yang berat PR berat sangat berat, karena harus meninggalkan keluarga satu bulan setengah, harus away terus. Makanya okelah kita harus bisa mengatasi semua dan sekarang setiap pertandingan semuanya final," tuturnya.
Maka ia tak ingin mematok target posisi berapa yang ingin dibidik, meski secara target pribadi ia telah menyampaikannya ke manajemen. Hal ini demi mental dan psikologis pemain tak kian terbebani.
"Jadi saya tidak mau menyampaikan di umum karena ini nanti pasti akan menjadi tekanan buat pemain. Jadi ada target yang mau kita bidik sama pengurus menyampaikan agar tekanan tidak menambah bagi tim," ungkapnya.
Sementara itu, pemain Arema FC Kevin Armedyah menuturkan, sedikit banyak bermain jauh dari keluarga di Malang cukup berpengaruh. Hal inilah yang membuat kerap berkomunikasi melalui telepon dengan keluarga yang ada di Malang.
"Selain itu komunikasi dan kekompakan secara tim juga harus ditambah," ucap Kevin.










