Persebaya vs Arema FC Resmi Ditunda, Manajemen Singo Edan: Kami Patuh
MALANG - Laga Derby Jawa Timur antara Persebaya Surabaya vs Arema FC diputuskan ditunda dan dijadwalkan ulang. Sedianya jadwal duel dua tim Jawa Timur ini berlangsung pada 5 Maret 2023 mendatang.
Namun PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi Liga 1 resmi menunda partai bergengsi di pekan 28 ini melalui surat keputusan PT LIB bernomor 084/LIB-KOM/III/2023 perihal Status Pertandingan BRI Liga 1-2022/2023 NP. 247 antara Persebaya Surabaya vs Arema FC
diputuskan bahwa pertandingan dipastikan ditunda dan dijadwalkan dijadwalkan kembali.
Penundaan itu disampaikan tiga poin yang menjadi rujukan antara lain, surat Persebaya Surabaya nomor : 169/PT.PI-II/2023 perihal Permohonan Penundaan Pertandingan tanggal 28 Februari 2023.
Kedua adanya surat dari Polda Jawa Timur nomor : B/2370/II/YAN.2.1/2023/Ditintelkam perihal Permohonan Perubahan Jadwal & Lokasi Pertandingan BRI Liga 1-2022/2023 tanggal 28 Februari 2023 dan Surat PSSI nomor : 709/AGB/96/II-2023 perihal Re: Permohonan Pemakaian Stadion GBT tanggal pada 27 Februari 2023.
Komisaris PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (AABBI) Tatang Dwi Arifianto mengatakan, pihaknya menerima apapun keputusan dari PT LIB dan PSSI, termasuk penjadwalan ulang pertandingan bigmatch melawan Persebaya.
"Kami menerima surat penjadwalan ulang pertandingan yang disampaikan oleh PT LIB, pada intinya kami mematuhi apapun keputusannya," ungkap Tatang Dwi Arifianto, pada Rabu malam (1/3/2023).
Sebagai informasi, pertandingan antara Persebaya Surabaya vs Arema FC sedianya digelar pada 5 Maret 2023 di Stadion Gelora Joko Samudro. Namun karena sejumlah hal, terutama kemananan polisi mengeluarkan laga ini belum diizinkan digelar.
Di putaran pertama lalu, Persebaya yang bertindak sebagai tim tamu memang berhasil mengalahkan Arema FC 2 - 3 di kandang mereka Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang. Namun pasca pertandingan kericuhan terjadi, diawali dari masuknya beberapa suporter ke dalam lapangan sehingga membuat kondisi tak terkendali.
Selanjutnya, tindakan kepolisian yang menyemprotkan gas air mata untuk membubarkan suporter berbuntut panjang. Suporter yang di tribun terpaksa berdesakan karena panik menghindari semprotan gas air mata, hingga mengakibatkan 135 orang nyawa melayang, dan setidaknya tak kurang 600 orang terluka.










