Tubuhnya Tak Setinggi Cristiano Ronaldo, Lionel Messi Ternyata Idap Penyakit Langka saat Kecil
JAKARTA, iNewsBandungRaya.id - Sama-sama memiliki julukan GOAT atau Great Of All Time, Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo memiliki perbedaan mencolok soal tinggi badan. Tubuh Messi diketahui lebih pendek dibandingkan dengan Ronaldo.
Kini, terungkap ternyata Lionel Messi mengidap penyakit langka saat kecil. Penyakit itu adalah growth hormone deficiency.
Pada usia 11 tahun, kapten Timnas Argentina itu divonis mengidap penyakit langka tersebut.
Kondisi ini membuatnya kekurangan hormon pertumbuhan sehingga tinggi badan Messi kecil sekitar 132 cm dan tidak tumbuh sejak ia berusia 9 tahun.
Meski begitu, talentanya dalam mengolah bola di lapangan hijau membuat Lionel Messi kecil dilirik oleh FC Barcelona.
Akhirnya, di usianya yang ke-13 tahun, Lionel Messi pun resmi direkrut oleh Barcelona.
Saat Messi menandatangani surat kontrak tersebut, klub asal Spanyol itu rela menanggung seluruh biaya pengobatan dan perawatan untuk memperbaiki kondisi kesehatan Lionel Messi.
Kemudian, Messi menjalani serangkaian terapi hormon untuk merawat kondisi growth hormone deficiency yang dialaminya. Setiap harinya, Messi disuntik dengan somatotropin atau hormon pertumbuhan manusia (hGH).
Tubuhnya lebih pendek dibanding Cristiano Ronaldo, Lionel Messi ternytata pernah idap penyakit langka sata kecil. Foto: Getty Image/Laurence Griffith
Suntikan hormon ini rupanya membuat Lionel Messi mencapai tinggi badan lebih dari rata-rata, yang akan menunjang kariernya sebagai pemain sepakbola kelas dunia.
Hormon pertumbuhan merupakan zat yang diperlukan untuk merangsang pertumbuhan tulang dan jaringan lain yang membantu anak tumbuh dan berkembang.
Sementara itu, defisiensi hormon pertumbuhan adalah suatu kondisi di mana kelenjar pituitari tidak menghasilkan hormon pertumbuhan yang cukup, sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.
Terdapat dua jenis defisiensi hormon pertumbuhan:
1. Defisiensi GH Bawaan
Ini merupakan jenis defisiensi yang biasanya dialami bayi sejak lahir. Awalnya, pertumbuhan sang bayi terlihat normal.
Namun gejalanya mulai terlihat saat bayi berusia sekitar 6 hingga 12 bulan.
2. Defisiensi GH yang Didapat
Jenis defisiensi ini terjadi saat kelenjar hipofisis tubuh berhenti memproduksi hormon pertumbuhan yang cukup bagi tubuh untuk tumbuh secara normal. Ini dapat dimulai kapan saja selama masa kanak-kanak.
Dilansir dari Hopkins Medicine, penyebab growth hormone deficiency belum diketahui pasti. Namun, ada beberapa kemungkinan penyebab GHD yang perlu diwaspadai, diantaranya:
- Kelainan genetik
- Tumor di kelenjar hipofisis atau daerah hipotalamus di dekat otak
- Cedera kepala serius
- Infeksi
- Paparan radiasi
Beberapa tes yang dapat mendiagnosis kondisi tersebut adalah:
-Tes darah
- Sinar-X usia tulang
- Tes stimulasi GH
- MRI otak
Untuk mengobati defisiensi GH, seseorang mungkin memerlukan suntikan hormon pertumbuhan sintetis setiap hari.
Pengobatan ini dapat berlangsung beberapa tahun hingga akhir masa pubertas tergantung tingkat kemajuannya.
Perlu dicatat bahwa pengobatan ini harus dimulai sedini mungkin demi mendapatkan tingkat keberhasilan yang lebih besar. (*)