Kisah Soeharto Tunjuk Mantan Ajudannya Try Sutrisno Jadi Wakil Presiden

Kisah Soeharto Tunjuk Mantan Ajudannya Try Sutrisno Jadi Wakil Presiden

Olahraga | BuddyKu | Selasa, 20 Desember 2022 - 07:16
share

JAKARTA - Try Sutrisno merupakan salah satu Wakil Presiden Indonesia yang berasal dari golongan Militer. Dalam catatan sejarah, ada sejumlah Wakil Presiden Indonesia yang juga memiliki latar belakang Militer.

Hal ini tentu saja tidak aneh, karena pada masa orde baru, Soeharto, sendiri adalah seorang tokoh militer. Maka tak heran jika Soeharto sering memilih Wakil Presiden Indonesia dari kalangan Militer. Karena tentu saja kepercayaan dan keterikatan yang sama-sama dari kalangan militer ini akan memudahkan komunikasi antara Presiden dan Wakil Presiden.

Melansir situs resmi TNI, Senin (19/12/2022) saat itu Majelis Permusyawaratan Rakyat melalui Sidang Umumnya pada tahun 1993, memilih Try Soetrisno menjadi Wakil Presiden RI mendampingi HM. Soeharto, presiden terpilih.

Adalah Fraksi ABRI MPR-RI yang lebih dahulu mencalonkannya, mendahului pilihan terbuka dari Presiden Soeharto ketika itu. Suatu hal yang tidak lazim pada era Orde Baru itu. Konon, Presiden Soeharto merasa di-fait accompli.

Try Sutrisno yang juga mantan ajudan Soeharto ini dikenal sebagai seorang negarawan yang jujur, bersahaja, loyal, berdedikasi tinggi dan berpendirian teguh. Pada tahun 1998 tugasnya sebagai Wapres berakhir, dan kemudian digantikan oleh BJ. Habibie pada Sidang Umum MPR 1998.

Pengalaman Militer Try Sutrisno pertama adalah pada tahun 1957, ketika ia berperang melawan Pemberontakan PRRI. Sebelum menjadi ajudan Soeharto, Try Sutrisno sudah mengenal lebih dahulu di masa Operasi Pembebasan Irian Barat tahun 1962, ketika itu Mayor Jenderal Soeharto ditunjuk Presiden Soekarno menjadi Panglima Komando Mandala yang berpangkalan di Sulawesi.

Pada tahun 1974, Try terpilih menjadi ajudan Presiden Suharto di saat inilah karier suami dari Tuti Sutiawati itu semakin moncer. Puncak karier sebagai militer saat Try Sutrisno memimpin ABRI, sejak tahun 1988 hingga tahun 1993. Ketika itu ABRI masih terdiri dari institusi TNI AD, TNI AL, TNI AU, dan Polri.

Banyak peristiwa penting yang patut dicatat selama kepemimpinannya, seperti meletusnya kembali pemberontakan GPK (Gerakan Pengacau Keamanan) di Aceh pada pertengahan tahun 1989, menyusul dibubarkannya Kodam I/Iskandarmuda. GPK separatis Aceh tersebut merupakan kelanjutan (kambuhan) dari GPLHT (Gerakan Pengacau Liar Hasan Tiro) yang lahir pada tahun 1976 dan yang telah berhasil ditumpas pada tahun 1982. selam dia memimpin, banyak peristiwa separatis yang terjadi. diantaranya peristiwa Santa qruz, GPK di Aceh dan juga peristiwa Tanjung Priok.

Topik Menarik