Cerita Tim Liga 3 Teacher United Indonesia FC, Tim yang Didirikan Guru
JawaPos.com- Laskar Umar Bakrie. Itulah julukan klub Teacher United Indonesia FC (TUI FC). Klub Liga 3 yang bermarkas di Pekanbaru, Riau, tersebut menyita perhatian.
Sebab, klub itu didirikan para guru yang tergabung dalam organisasi profesi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Ana R. Dewi, Surabaya
TUI FC belum genap berusia dua tahun. Tim itu baru terbentuk pada Maret 2021. Presiden Direktur TUI FC Muhammad Syafii menceritakan, ide pembentukan tim tersebut berawal dari komunikasi beberapa guru yang memiliki kesamaan hobi pada sepak bola.
Selain itu, kata dia, pihaknya ingin memperkuat silaturahmi sekaligus menyolidkan komunikasi di antara sesama pendidik.
Kebetulan saya ketua PGRI Riau. Lalu bersama teman-teman guru berkoordinasi dengan PB PGRI bahwa kami izin coba membentuk satu klub di Liga 3, ujar Syafii saat dihubungi Jawa Pos kemarin (1/9).
Di kompetisi sebelumnya ada PS TNI yang mewakili tentara dan Bhayangkara FC dari Polri. Di Indonesia ada hampir jutaan guru olahraga dan menyukai olahraga. Karena itu, kami ingin membentuk tim ini, tambah dia.
Pria yang juga rektor Institut Teknologi Perkebunan Pelalawan Indonesia (ITP2I) tersebut mengatakan, berdirinya TUI FC cukup mendapat respons positif dari masyarakat. Anggota suporter pun terus bertambah seiring berjalannya waktu.
Jersey kami cukup diminati. Para guru antusias dan dari nasional juga dapat dukungan dari PGRI provinsi lain, papar Syafii. Jadi, mereka pada tahu kalau ada klub Liga 3 dari kalangan guru yang bermain di liga nasional, imbuhnya.
Saking cintanya akan si kulit bundar, Syafii bahkan rela merogoh kocek dalam untuk keberlangsungan tim kebanggaan masyarakat Riau itu.
Karena saya penggagas, ya tentunya dari saya (dananya). Kedua juga jual jersey dan kemarin kami kebetulan punya aplikasi streaming , ungkapnya.
Pendapatan dari penjualan jersey dan tiket streaming online tersebut setidaknya membantu finansial tim.
Streaming di TV kami namanya bantuguru.co.id. Jadi, kalau RANS Cilegon kan musim lalu jual tiket di tiket.com. Kalau kami dari TV kami. Kami siapkan juga tim multimedia untuk kru-kru, beber dia.
Menariknya, skala prioritas diberlakukan manajemen TUI FC dalam proses perekrutan pemain. Artinya, mereka yang diseleksi diutamakan dari guru muda. Atau calon guru yang sedang mengenyam pendidikan di fakultas ilmu keolahragaan.
Jadi, enggak sembarangan kami ambil pemainnya. Kami sesuaikan dengan regulasi yang ada di PSSI karena kan ada batasan umur, terangnya.
Selain perekrutan, TUI FC juga punya ciri khas selebrasi pemain. Yang dinamai selebrasi toga. Jadi, pemain yang bikin gol kami kasih toga langsung. Merayakan gol sambil memakai topi toga, ujarnya lantas tertawa.
Lahirnya TUI FC tak lepas dari andil pelatih timnas Indonesia U-16 Bima Sakti. Di sana mantan pemain PSPS Pekanbaru itu menjabat dewan penasihat. Syafii berujar, Bima Sakti menjadi salah satu sosok penting di dalam tim.
Kami dimentori sama Bang Bima Sakti. Kebetulan istrinya kan orang Riau, ujar pria 41 tahun tersebut.
Lantas, apa yang membedakan TUI FC dari tim lain? Yang pastinya kami bawa nama profesi. Kedua, kami punya slogan karena kami membawa nama guru tentu kami digugu dan ditiru, jelas dia.
Syafii berharap TUI FC menjadi sesuatu yang berbeda. Ke depan, dia ingin timnya bisa lebih berkembang hingga ke skala nasional. Apalagi, tahun ini adalah musim kedua TUI FC berlaga di kompetisi Liga 3 Riau.
Target tinggi diusung Laskar Umar Bakrie, yakni promosi ke Liga 2 atau paling tidak bisa lolos ke Liga 3 Nasional.
Musim lalu kami belum berkesempatan untuk lolos di nasional. Tahun ini kami kembali daftar untuk berkompetisi di Liga 3 provinsi. Semoga target tercapai, harapnya.
Syafii menambahkan, persiapan tim terus dikebut menjelang kickoff Liga 3 zona Riau yang rencananya dimulai awal Oktober nanti. Setelah urusan administrasi rampung, pihaknya akan segera memperkenalkan para pemain serta jajaran tim pelatih ke publik.