Benteng Laut Pasukan Pattimura Paksa Belanda Akhiri Peperangan

Benteng Laut Pasukan Pattimura Paksa Belanda Akhiri Peperangan

Nasional | okezone | Senin, 27 Januari 2025 - 08:03
share

JAKARTA – Pasukan Belanda ingin merebut Benteng Duurstede dari pasukan yang dipimpin oleh Pattimura. Segala cara dilakukan oleh Belanda untuk merebut benteng pertahanannya di Maluku. Pertempuran di Hitu itu menjadi pertempuran yang paling sengit.

Pada bulan Juli 1817, Belanda mengirim sebuah pasukan dengan kawalan kapal-kapal perang ke arah utara Pulau Saparua. Maksudnya adalah untuk menduduki desa-desa di sana. Namun, Kapten Luitenat Groot yang memimpin ekspedisi itu menghadapi perlawanan yang cukup tangguh.

Keunggulan penduduk desa itu disebabkan sistem perbentengan yang kukuh. Sejak direbutnya Duurstede pada bulan Mei, Kapitan Pattimura telah menginstruksikan penduduk desa itu membangun sistem perbentengan.

Ada perbentengan yang sederhana yang hanya berupa sebuah garis lurus di depan desa yang menghadap ke laut, dikutip dari buku "Sejarah Nasional Indonesia IV : Kemunculan Penjajahan di Indonesia". Ada pula sistem perbentengan yang lebih kompleks seperti yang terdapat di Paperu, Ouw-Ulat, dan Sisisory.

Benteng-benteng terakhir ini terdiri atas dinding yang berlapis-lapis sejajar dengan jalan masuk ke desa. Setiap pasukan musuh yang melaluinya pasti dapat diserang dengan kelewang atau ditembak dari jarak dekat.

Benteng-benteng ini terbuat dari batu karang atau batu masif yang tingginya satu meter dan lebarnya setengah meter. Benteng-benteng ini praktis tidak dapat ditembusi peluru - peluru meriam kapal perang.

Akhirnya Belanda gagal menaklukkan penduduk desa-desa di Hatawano (Utara Saparua), Groot berusaha mengadakan perundingan. Sebuah bendera dipancangkan di tepi pantai dengan sepucuk surat yang memaklumkan gencatan senjata 24 jam untuk menjajaki usaha-usaha perundingan. Ternyata penduduk Hatawano bersedia.

 

Namun, mereka menginginkan agar Groot mengirimkan utusan-utusannya kepada Kapitan Pattimura. Hal ini dipersiapkan dan seorang perwira Groot berhasil dibawa kepada Pattimura di Saparua. Rupanya Groot tidak bersedia memenuhi permintaan Pattimura.

Pattimura menuntut agar ada seorang pejabat dari Batavia yang datang untuk mengadakan perundingan. Memang sang Kapten Luitenant Groot meneruskan hal itu ke Gubernur Belanda Middelkoop, tetapi tanpa hasil yang memuaskan.

Topik Menarik