Bisnis Ritel Menjanjikan, Simak Prospeknya di 2025
JAKARTA - Industri ritel Tanah Air berpotensi raup banyak cuan di tahun 2025. Hal ini ditopang banyak hal, salah satunya ekonomi Indonesia.
1. Prospek Industri Ritel di 2025
Menurut Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Ali, prospek sektor ritel di Indonesia sangat menjanjikan, didukung oleh fundamental ekonomi yang kuat dan meningkatnya konsumsi domestik.
"Daya beli rumah tangga, yang terus tumbuh seiring dengan kenaikan pendapatan per kapita dan kepercayaan konsumen yang solid, menjadi pilar utama pertumbuhan industri ini," ujarnya, Rabu (1/1/2025).
2. Indeks Keyakinan Konsumen Bikin Optimis
Optimisme terhadap industri ritel pada 2025, berdasarkan data indeks
keyakinan konsumen dan retail sales index dari Bank Indonesia yang menunjukkan tren positif secara konsisten.
"Indikator-indikator ini menggarisbawahi ketahanan sektor ritel di tengah tantangan ekonomi global, sekaligus menegaskan prospek pertumbuhan yang berkelanjutan di pasar domestik," tambahnya.
3. Industri Ritel Siap Ekspansi
Salah satu ritel, PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY) yang lebih dikenal dengan brand ritel perlengkapan rumah tangga MR DIY siap melakukan ekspansi di 2025.
Presiden Direktur MR DIY Indonesia, Edwin Cheah menegaskan, komitmen perusahaan untuk menjaga transparansi kinerja dan kepatuhan terhadap peraturan OJK dan BEI, sekaligus menyampaikan apresiasi kepada para investor atas kepercayaan yang diberikan kepada MDIY.
“Kami berkomitmen untuk menggunakan dana hasil IPO secara strategis, dengan fokus utama pada pertumbuhan bisnis lewat perluasan jaringan toko di seluruh Indonesia. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat posisi kami sebagai pemimpin pasar di sektor ritel rumah tangga, sekaligus memenuhi kebutuhan konsumen melalui produk berkualitas dengan harga yang kompetitif,” ujar Edwin.
4. Strategi Ekspansi
Strategi ekspansi ini telah menghasilkan pencapaian yang signifikan. Pendapatan perusahaan meningkat dari Rp894 miliar pada 2021 menjadi Rp3,9 triliun pada 2023, mencerminkan pertumbuhan yang kuat.
Laba bersih perusahaan juga berhasil berbalik dari rugi Rp80 miliar
menjadi laba Rp353 miliar pada periode yang sama. Pada semester pertama 2024, pendapatan tercatat sebesar Rp3,21 triliun, meningkat 93 (YoY), sementara laba bersih melonjak 228 menjadi Rp532 miliar.